Analisis Puisi:
L.K. Ara dikenal sebagai penyair yang banyak menulis tentang Aceh, tanah kelahirannya, dengan nuansa kultural, sosial, dan alam yang khas. Salah satu puisinya, "Malem Diwa Memetik Kopi", merupakan karya yang memadukan kekayaan imajinasi, keindahan alam Gayo, serta nilai-nilai budaya yang diwariskan leluhur. Puisi ini menyajikan kisah antara legenda, sejarah, dan realitas kehidupan masyarakat penghasil kopi di dataran tinggi Gayo.
Tema
Tema utama puisi ini adalah keindahan dan kekayaan budaya serta alam Gayo yang harus dijaga sebagai warisan leluhur. Penyair menekankan pentingnya menjaga identitas, sejarah, dan tanah air agar tidak berpindah tangan.
Puisi ini bercerita tentang pengalaman penyair menyaksikan pemandangan dataran tinggi Gayo dari pesawat terbang. Ia melihat ladang kopi, danau, bukit, serta hijaunya alam yang indah. Namun, di balik keindahan itu, hadir pula sosok imajiner Malem Diwa—tokoh legenda—yang memetik kopi bersama putri bungsu. Kehadiran tokoh legenda ini memberi kesan bahwa tanah Gayo bukan sekadar tanah, tetapi juga ruang yang hidup oleh sejarah, mitos, dan petuah leluhur.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah pesan tentang pentingnya menjaga tanah air, khususnya tanah Gayo, dari ancaman pihak luar yang ingin merebut atau merusaknya. Penyair menekankan bahwa negeri ini bukan hanya milik generasi kini, melainkan juga titipan leluhur dan warisan untuk anak cucu. Imajinasi Malem Diwa menjadi simbol penjaga nilai budaya dan martabat masyarakat Gayo.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah takjub, reflektif, dan penuh kebanggaan. Kekaguman penyair terhadap pemandangan Gayo dari ketinggian berpadu dengan perasaan haru sekaligus waspada, karena ia menyadari bahwa keindahan ini harus dilindungi agar tidak dirampas atau hilang.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat dari puisi ini adalah agar masyarakat mencintai, melestarikan, dan menjaga kekayaan alam serta budaya yang dimiliki. Penyair ingin mengingatkan bahwa tanah air bukan sekadar ruang geografis, melainkan juga rumah yang menyimpan riwayat, petuah, dan identitas kolektif.
Imaji
Puisi ini kaya dengan imaji, yang membuat pembaca dapat merasakan langsung pengalaman penyair:
- Imaji visual: “Ke bukit-bukit hijau / Ke ladang-ladang kopi / Ke bening air kali” menggambarkan panorama Gayo yang indah.
- Imaji perasaan: “Ia memastikan Malem Diwa / Sedang memetik kopi” menimbulkan rasa haru sekaligus bangga akan legenda lokal.
- Imaji spiritual: “Ia pastikan dengan mata hati” menghadirkan nuansa reflektif dan keyakinan batin.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi: awan yang seakan “menyimpan tulisan” dan riwayat masa lalu.
- Metafora: “mata hati” digunakan sebagai lambang keyakinan batin yang melampaui penglihatan biasa.
- Simbolisme: Malem Diwa dan putri bungsu menjadi simbol leluhur serta generasi penerus yang harus menjaga warisan budaya.
Puisi "Malem Diwa Memetik Kopi" karya L.K. Ara tidak hanya menampilkan panorama alam Gayo yang indah, tetapi juga membawa pesan tentang sejarah, legenda, dan tanggung jawab moral untuk menjaga warisan budaya. Dengan tema cinta tanah air dan pelestarian identitas, puisi ini bercerita tentang hubungan antara alam, manusia, dan leluhur. Makna tersiratnya adalah ajakan untuk menjaga agar tanah air tidak jatuh ke tangan asing. Imaji yang kuat serta majas yang kaya membuat puisi ini hidup sebagai karya sastra sekaligus refleksi budaya.