Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Mama, Ada Orang Minta-Minta di Pintu Pagar (Karya Sherly Malinton)

Puisi “Mama, Ada Orang Minta-Minta di Pintu Pagar” karya Sherly Malinton bercerita tentang seorang anak yang melihat orang buta meminta-minta di ...

Mama, Ada Orang Minta-Minta di Pintu Pagar

Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar
kasihan sekali. Matanya buta, jalannya meraba-raba
Sherly hanya dapat memberinya sepotong coklat dan
gula-gula. Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk
membeli buku.

Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar
kasihan sekali. Tampaknya lapar belum makan dari pagi
barangkali uang belanja masih tersisa. Sebagian dapat
diberikan padanya, untuk membeli sebungkus nasi atau
makanan.

Mama, orang minta-minta itu telah meninggalkan pintu
pagar. Dengan uang yang dua puluh lima rupiah, wajahnya
kelihatan cerah. Ia kembali berjalan tersaruk-saruk dituntun
oleh tongkatnya menuju rumah tetangga.

Sumber: Bunga Anggrek untuk Mama (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1981)

Analisis Puisi:

Puisi “Mama, Ada Orang Minta-Minta di Pintu Pagar” karya Sherly Malinton merupakan karya yang menyentuh hati, menggambarkan kepolosan seorang anak kecil yang menyaksikan kemiskinan secara langsung. Melalui dialog sederhana kepada sang ibu, penyair menampilkan kepekaan sosial dari sudut pandang yang polos namun sarat nilai kemanusiaan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kepedulian sosial dan empati terhadap sesama yang menderita. Sherly Malinton mengangkat situasi sederhana di depan rumah — seorang pengemis buta yang datang meminta bantuan — namun dari situ muncul nilai kemanusiaan yang dalam. Tema ini juga memperlihatkan kontras antara kehidupan yang cukup dan kehidupan yang kekurangan, dilihat dari kacamata polos seorang anak.

Puisi ini bercerita tentang seorang anak yang melihat orang buta meminta-minta di depan pagar rumahnya. Dengan hati iba, ia hanya bisa memberikan sepotong cokelat dan gula-gula karena uang jajannya telah habis untuk membeli buku. Anak itu kemudian memanggil ibunya, berharap sang mama mau membantu.

Akhirnya, sang ibu memberi sedikit uang belanja — hanya dua puluh lima rupiah — namun bantuan kecil itu membuat wajah si pengemis tampak cerah. Ia pun berjalan kembali, masih dengan tongkat dan langkah tertatih. Dari peristiwa kecil ini, pembaca diajak menyadari nilai kasih, empati, dan berbagi yang tulus.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah pentingnya menumbuhkan rasa empati dan kemanusiaan sejak dini.
Melalui tokoh anak, penyair ingin menunjukkan bahwa kebaikan tidak ditentukan oleh besar kecilnya pemberian, tetapi oleh ketulusan hati untuk peduli terhadap penderitaan orang lain.

Selain itu, ada pesan moral yang halus tentang pola asuh dan teladan orang tua. Anak belajar dari reaksi ibunya — ketika sang ibu akhirnya memberikan uang, walau sedikit, itu menunjukkan nilai kepedulian yang diturunkan kepada anak. Dengan demikian, kasih sayang dan empati menjadi warisan moral yang penting dalam keluarga.

Puisi ini juga menyiratkan kritik sosial: bahwa kemiskinan masih hadir begitu dekat dengan kehidupan kita. Si pengemis buta di pagar bukan sekadar sosok individu, tetapi simbol dari mereka yang terpinggirkan dan terlupakan oleh kenyamanan dunia.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa haru, lembut, dan penuh kehangatan. Ada empati yang lahir dari kepolosan anak, dikombinasikan dengan rasa kasihan terhadap orang miskin yang datang meminta bantuan.

Sherly Malinton menghadirkan keheningan pagi di depan pagar rumah sebagai latar yang sederhana namun sarat makna emosional — keheningan yang dipenuhi rasa iba, kasih, dan kepedulian kecil yang tulus.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat utama puisi ini adalah bahwa setiap manusia, sekecil apa pun kemampuannya, dapat menolong sesama dengan ketulusan hati. Kebaikan tidak perlu menunggu kaya, dan empati tidak mengenal usia. Anak kecil pun bisa mengajarkan nilai kemanusiaan kepada orang dewasa, seperti yang ditunjukkan dalam puisi ini.

Selain itu, pesan lain yang dapat ditarik adalah pentingnya menanamkan rasa kasih sayang dan kepedulian sosial di dalam keluarga. Ibu dalam puisi ini menjadi simbol figur pengasuh yang menanamkan nilai-nilai moral lewat tindakan nyata.

Imaji

Puisi ini penuh dengan imaji penglihatan dan perasaan yang konkret dan menyentuh.
  • Imaji penglihatan muncul pada baris: “Matanya buta, jalannya meraba-raba” dan “berjalan tersaruk-saruk dituntun oleh tongkatnya” — pembaca dapat membayangkan sosok pengemis tua yang buta dan lemah.
  • Imaji perasaan tampak pada: “kasihan sekali” dan “wajahnya kelihatan cerah”, menggambarkan rasa iba sekaligus kebahagiaan kecil yang lahir dari bantuan sederhana.
Imaji ini membuat puisi terasa hidup dan realistis, seolah pembaca sedang menyaksikan langsung peristiwa di depan pagar rumah.

Majas

Beberapa majas yang digunakan Sherly Malinton dalam puisi ini antara lain:
  • Repetisi – Pengulangan frasa “Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar” berfungsi untuk menegaskan kepolosan anak dan keprihatinannya yang tulus.
  • Hiperbola – “kasihan sekali” memberi penekanan emosional, memperlihatkan betapa dalam rasa iba anak terhadap si pengemis.
  • Metonimia – “pintu pagar” mewakili batas antara dua dunia: dunia kenyamanan rumah dan dunia penderitaan di luar pagar.
  • Simbolisme – “sepotong coklat dan gula-gula” menjadi simbol pemberian kecil yang lahir dari keikhlasan dan kepedulian.
Dengan penggunaan majas yang sederhana namun bermakna, Sherly Malinton berhasil menghadirkan nuansa yang lembut, polos, dan menyentuh hati pembaca.

Puisi “Mama, Ada Orang Minta-Minta di Pintu Pagar” karya Sherly Malinton merupakan potret kecil tentang kemanusiaan yang hangat dan tulus. Melalui sudut pandang seorang anak, penyair mengingatkan kita bahwa kebaikan tidak perlu besar untuk berarti, dan bahwa hati yang lembut sering kali berasal dari jiwa yang polos.

Dengan diksi sederhana, suasana hangat, dan pesan moral yang kuat, puisi ini menjadi cermin tentang pentingnya empati, kasih sayang, dan keikhlasan dalam menolong sesama, meski hanya dengan sepotong coklat atau dua puluh lima rupiah.

Puisi Sepenuhnya
Puisi: Mama, Ada Orang Minta-Minta di Pintu Pagar
Karya: Sherly Malinton

Biodata Sherly Malinton:
  • Sylvia Sherly Maria Catharina Malinton lahir pada tanggal 24 Februari 1963 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.