Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Merayakan Sepi (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi “Merayakan Sepi” karya Dimas Arika Mihardja menghadirkan sepi sebagai ruang spiritual dan
Merayakan Sepi

"Nyepi", katamu senja itu
dan aku berguru pada gemuruh bunyi paling sunyi
di kedalaman hati.

"Nyanyi", begitu serumu malam itu
lalu aku berguru pada deru haru
di kedalaman danau rindu menemu bayangmu

"Sepi bernyanyi"
aku melagu usai berguru pada padam lampu
mengurung diri dalam kamar yang penuh getar
mendayung doa dan harapan menemuimu esok pagi.

Sepi merayap antara sendi dan nyeri hari
berenang di tengah telaga berair tenang
menggenang segala yang bernama bayang
dan kita sama menggelinjang mengurai kenangan
bercinta!

4 Maret 2011

Analisis Puisi:

Puisi “Merayakan Sepi” karya Dimas Arika Mihardja bertema perenungan, kesepian, dan kerinduan yang transendental. Dimas Arika Mihardja menampilkan sepi bukan sebagai kehampaan, melainkan sebagai ruang spiritual tempat manusia berguru kepada dirinya sendiri, pada kenangan, dan pada cinta yang abadi.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang merenungi kesepian dan menjadikannya sumber pembelajaran batin. Dalam kesunyian, ia menemukan makna, rindu, bahkan cinta yang melampaui jarak. Kata “Nyepi”, “Nyanyi”, dan “Sepi bernyanyi” menunjukkan proses transformasi batin: dari keheningan menuju pemahaman diri dan pertemuan spiritual dengan sosok yang dicintai.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa sepi bukan sesuatu yang harus dihindari, tetapi dirayakan sebagai momen perjumpaan dengan diri sendiri dan dengan cinta yang suci. Dimas menyiratkan bahwa di dalam kesunyian terdapat suara batin, doa, dan harapan.

Puisi ini juga menyingkap pandangan mistis: kesepian adalah medium antara manusia dan Sang Asal — antara rindu yang fana dan cinta yang kekal.

Suasana dalam puisi

Suasana yang muncul adalah hening, meditatif, dan melankolis. Ada nuansa perenungan dalam kesunyian malam, namun sekaligus kehangatan karena di balik sepi itu terdapat kerinduan yang menghidupkan. Meskipun senyap, puisi ini tetap berdenyut dengan emosi dan kerinduan yang intens.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan yang disampaikan adalah bahwa kesepian dapat menjadi ruang untuk mendekat kepada makna hidup dan cinta yang sejati. Manusia sering kali takut pada sepi, padahal di sanalah ia bisa menemukan kedalaman hati, kejujuran rasa, dan kekuatan untuk berdamai dengan kenangan.

Imaji

Puisi ini penuh dengan imaji pendengaran dan perasaan:
  • “Gemuruh bunyi paling sunyi” → imaji pendengaran yang paradoksal, menggambarkan suara batin di tengah hening.
  • “Deru haru di kedalaman danau rindu” → imaji perasaan dan penglihatan yang memperkuat suasana rindu.
  • “Sepi merayap antara sendi dan nyeri hari” → imaji kinestetik, menggambarkan sepi yang menjalar ke seluruh tubuh.
  • “Berenang di tengah telaga berair tenang” → imaji visual yang lembut dan reflektif.

Majas

  • Personifikasi: “Sepi bernyanyi”, “Sepi merayap antara sendi dan nyeri hari” — sepi digambarkan seperti makhluk hidup yang bergerak dan bersuara.
  • Metafora: “Danau rindu” dan “gemuruh bunyi paling sunyi” menggambarkan kedalaman perasaan batin yang kompleks.
  • Paradoks: “Bunyi paling sunyi” menunjukkan kontradiksi yang indah antara keheningan dan suara batin.
  • Repetisi: Pengulangan kata “berguru” mempertegas proses perenungan dan pencarian makna.
Puisi “Merayakan Sepi” karya Dimas Arika Mihardja menghadirkan sepi sebagai ruang spiritual dan emosional. Di dalamnya, penyair menemukan cinta, doa, dan pengharapan. Melalui bahasa simbolik dan imaji yang kaya, Dimas memperlihatkan bahwa kesepian bukan akhir, melainkan permulaan untuk memahami diri dan makna cinta yang lebih dalam.

Puisi ini menjadi refleksi tentang bagaimana manusia belajar mencintai keheningan, karena di sanalah suara jiwa paling jujur terdengar.

"Puisi Dimas Arika Mihardja"
Puisi: Merayakan Sepi
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.