Analisis Puisi:
Puisi “Nikmat Ilahi” karya Ali Hasjmy merupakan ungkapan syukur mendalam atas karunia Tuhan yang meliputi seluruh kehidupan. Melalui diksi yang lembut dan religius, penyair menampilkan kesadaran spiritual tentang keindahan alam dan keberadaan Tuhan yang senantiasa hadir di setiap detik kehidupan manusia.
Tema
Tema puisi ini adalah rasa syukur dan kesadaran manusia terhadap nikmat Tuhan. Penyair menegaskan bahwa nikmat Ilahi hadir tanpa henti, baik melalui alam yang indah maupun kedamaian batin yang dirasakan.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang merenungi kehadiran nikmat Tuhan dalam hidupnya. Ia menyadari bahwa tak ada satu detik pun yang kosong dari rahmat Ilahi. Keindahan alam dan kehidupan di sekitarnya menjadi bukti nyata kasih sayang Tuhan. Namun, ia juga memohon kepada Tuhan agar diberi petunjuk untuk memahami makna sejati dari nikmat tersebut.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kesadaran spiritual bahwa manusia sering kali menikmati karunia Tuhan tanpa benar-benar memahami maknanya. Penyair mengajak pembaca untuk tidak hanya bersyukur secara lisan, tetapi juga merenungkan dan menghayati setiap nikmat dengan hati dan akal.
Puisi ini juga menyiratkan pesan tentang kerendahan hati di hadapan Sang Pencipta, bahwa manusia perlu terus belajar mengenali dan menghargai nikmat yang diberikan Tuhan.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi terasa tenang, religius, dan penuh kekaguman. Nuansa spiritual begitu kuat ketika penyair memandang alam sebagai tanda kasih Tuhan yang menimbulkan rasa kagum dan kedamaian di hati.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah agar manusia senantiasa bersyukur dan berusaha memahami makna dari setiap nikmat yang Tuhan berikan. Rasa syukur tidak cukup hanya diucapkan, tetapi juga diwujudkan dalam perilaku dan kesadaran akan kebesaran-Nya.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji alam dan batin:
- “Alam terpandang segala cantik” menggambarkan keindahan ciptaan Tuhan yang menyejukkan pandangan.
- “Nikmat Ilahi melingkungi daku” membangkitkan imaji emosional tentang rasa damai dan dilindungi oleh kasih Tuhan.
Majas
Beberapa majas yang digunakan antara lain:
- Personifikasi, seperti pada “Nikmat Ilahi melingkungi daku”, seolah-olah nikmat Tuhan hidup dan memeluk manusia.
- Hiperbola, dalam ungkapan “Tiada khali barang sedetik”, untuk menegaskan bahwa nikmat Tuhan hadir tanpa henti.
- Metafora, pada “Meiramakan jiwa deru-rinderu”, menggambarkan kebahagiaan batin yang menggelora karena rasa syukur.
Puisi “Nikmat Ilahi” karya Ali Hasjmy merupakan refleksi spiritual yang mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur, menyadari keindahan alam sebagai bukti kasih Tuhan, dan berdoa agar diberi kebijaksanaan dalam memahami makna dari setiap nikmat. Dengan bahasa yang lembut dan penuh imaji religius, puisi ini menumbuhkan rasa damai sekaligus kesadaran akan keagungan Ilahi.
Karya: Ali Hasjmy
Biodata Ali Hasjmy:
- Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
- Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
- Dalam dunia sastra, Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.
