Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Nyanyi Sunyi Seorang Ibu Palestina (Karya Frans Nadjira)

Puisi "Nyanyi Sunyi Seorang Ibu Palestina" memaparkan perasaan haru dan kepedihan seorang ibu yang hidup di tengah konflik dan penderitaan.
Nyanyi Sunyi Seorang Ibu Palestina

Kita mewarisi dunia duka tak terurai
Mewarisi pintu-pintu rahasia terselubung kabut hitam.
Menyeberangi jalan malam hari
Menatap awan hamil siang hari.

Wajah pucat angin gurun
Burung-burung batu
Desing peluru
Pentas darah
Menjerit dalam mimpi kelam kita.

Tidurlah, anakku
Pentas ungu ini terlalu pedih buatmu.
Kita telah berlari sepanjang tahun
Lelah memikul beban hari-hari suram.

Besok kita buat kebun bunga
Kita rayakan ulang tahunmu di sayap kupu-kupu.
Kita tatap berkas cahaya bermain di permukaan air
Nyanyian matahari dan desau angin.

Kita buat taman cahaya tanpa airmata
Kelopak tanah mekar di sinar matamu.
Kita tanam mawar di luka hatimu
Memetik melati di nyenyak kekalmu.

Besok orang-orang di jalan menghela tali-temali pagi
Berteriak di udara terbuka penuh debu
Berjalan menunduk ke ufuk sukacitamu.

Tidurlah, anakku. Tidurlah buah rahimku
Seekor kucing Persia menantimu di gua bayang-bayang
Nyanyi sunyiku mengiringi perjalanan senyummu.

Analisis Puisi:

Puisi "Nyanyi Sunyi Seorang Ibu Palestina" karya Frans Nadjira adalah seruan yang mendalam, merangkum rasa duka dan kepedihan seorang ibu Palestina yang terus hidup dalam bencana dan penderitaan. Puisi ini menggambarkan perjuangan seorang ibu yang berusaha menciptakan momen kebahagiaan untuk anaknya meskipun hidup di tengah-tengah kekacauan perang.

Warisan Duka dan Kebekuan: Penyair menggunakan metafora untuk menggambarkan warisan kesedihan dan ketidakpastian yang menjadi bagian dari kehidupan mereka. Gambaran awan hitam, darah, dan kekacauan perang adalah warisan yang tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berdampak besar pada ibu dan anaknya.

Keinginan untuk Kebahagiaan dan Kebun Bunga: Meskipun hidup dalam keadaan yang penuh dengan kepedihan, sang ibu memperlihatkan keinginan yang kuat untuk menciptakan momen kebahagiaan bagi anaknya. Dia bermimpi tentang masa depan yang lebih cerah, di mana mereka bisa merayakan kebahagiaan dan kebebasan seperti di taman bunga, jauh dari penderitaan dan kekerasan yang mereka alami.

Suara Sunyi: Penyair juga menggambarkan kesunyian ibu dalam melihat penderitaan anaknya di tengah konflik. Meskipun begitu, dia tetap menenangkan anaknya, menawarkan nyanyian sunyi yang mengiringi langkah-langkah dan senyum anaknya, meskipun dengan kesedihan dalam hati.

Harapan dan Kebahagiaan: Puisi ini berbicara tentang harapan yang ada meskipun dalam kondisi yang sulit. Sang ibu berharap untuk masa depan yang lebih baik, di mana kehidupan mereka tidak diwarnai oleh kepedihan perang. Dia berharap untuk menciptakan lingkungan yang indah bagi anaknya, di mana kebun bunga dan kebahagiaan menggantikan kekerasan dan perang.

Puisi "Nyanyi Sunyi Seorang Ibu Palestina" adalah puisi yang memaparkan perasaan haru dan kepedihan seorang ibu yang hidup di tengah konflik dan penderitaan. Meskipun dihadapkan pada keadaan yang penuh dengan penderitaan, ibu ini tetap memiliki harapan dan tekad untuk menciptakan momen kebahagiaan bagi anaknya di masa depan, meskipun dalam kesunyian dan kepedihan yang melanda.

Frans Nadjira
Puisi: Nyanyi Sunyi Seorang Ibu Palestina
Karya: Frans Nadjira

Biodata Frans Nadjira
  1. Frans Nadjira lahir pada tanggal 3 September 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.