Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Ombak (Karya L.K. Ara)

Puisi "Ombak" karya L.K. Ara bercerita tentang ombak samudra yang datang silih berganti, menghantam tebing sukma, dan menyisakan nyanyian sendu.
Ombak

Ombak samudra
Semakin deras menerpa
Tebing sukma
Ombak berpeluh
Datang dari jauh

Dalam pagiku
Dalam siangku
Dalam malamku
Ia terus berlagu
Nyanyian sendu

Cahaya-Mu
Memberi sinar
Pada ombak
Dan ombakmu
Memberi sinar
Pada sukmaku
Hingga diriku
Penuh dengan
Binar rindu

Entah
Kapan segalanya akan reda
Tapi ombak samudra
Dan tebing
Memang sedang bercanda

Jakarta, 27 Februari 1986

Analisis Puisi:

Puisi "Ombak" karya penyair L.K. Ara menghadirkan perenungan yang indah sekaligus sarat makna. Melalui penggambaran ombak, tebing, dan cahaya, puisi ini menyampaikan nuansa batin manusia yang diwarnai kerinduan, perjalanan spiritual, dan dialog dengan alam. Puisi ini tidak hanya sekadar menggambarkan fenomena alam, tetapi juga menyingkap sisi terdalam dari perasaan manusia yang merasakan gelombang rindu dalam dirinya.

Tema

Tema utama puisi Ombak adalah perjalanan batin manusia yang diwarnai rindu dan pencarian makna hidup melalui simbol alam. Ombak, tebing, dan cahaya menjadi perantara untuk menggambarkan pergulatan jiwa dengan rasa, terutama kerinduan kepada sesuatu yang lebih besar, baik itu cinta, keagungan Tuhan, maupun keabadian.

Puisi ini bercerita tentang ombak samudra yang datang silih berganti, menghantam tebing sukma, dan menyisakan nyanyian sendu. Ombak dalam puisi tidak hanya hadir sebagai fenomena alam, tetapi juga sebagai simbol dari perasaan mendalam yang terus bergulir di dalam hati. Melalui narasi tersebut, pembaca diajak untuk melihat bagaimana manusia berinteraksi dengan alam sebagai cermin dari batinnya sendiri.

Di bagian akhir, ketika penyair mengatakan “tapi ombak samudra / dan tebing / memang sedang bercanda”, tersirat bahwa pergulatan batin ini bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Ombak dan tebing hanyalah bagian dari siklus kehidupan, saling bermain, saling menguji, dan memberi arti.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kerinduan manusia yang begitu dalam terhadap Tuhan, cinta, atau sesuatu yang jauh dan agung, yang hanya dapat dirasakan lewat getaran jiwa. Ombak melambangkan gelombang perasaan yang tidak pernah berhenti, sementara cahaya yang memberi sinar pada ombak menunjukkan hadirnya kasih Ilahi yang menuntun perjalanan batin seseorang.

Selain itu, ada pesan bahwa kehidupan adalah aliran yang terus bergerak, meski terkadang penuh gelombang. Rindu dan perasaan sendu adalah bagian dari proses manusia untuk menemukan ketenangan sejati.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi Ombak adalah kontemplatif, melankolis, namun juga spiritual dan penuh harapan. Pada awalnya suasana terasa kuat dan penuh gejolak ketika ombak menghantam tebing sukma. Namun, seiring berjalannya bait, suasana berubah menjadi lebih lembut, teduh, dan penuh cahaya, seakan memberi ketenangan setelah pergolakan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang disampaikan dalam puisi ini adalah bahwa hidup manusia akan selalu diterpa gelombang masalah, kerinduan, dan kegelisahan, namun dengan cahaya Tuhan atau kekuatan batin, semua itu bisa berubah menjadi sesuatu yang indah dan memberi makna.

Selain itu, puisi ini juga mengingatkan bahwa pergolakan dalam jiwa bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan bagian dari perjalanan manusia untuk menemukan kedamaian.

Imaji

Imaji yang muncul dalam puisi ini cukup kuat, terutama imaji visual dan auditif:
  • Imaji visual: “Ombak samudra / semakin deras menerpa”, “cahaya-Mu memberi sinar pada ombak”. Gambarannya jelas terlihat, seolah pembaca menyaksikan ombak yang berkilauan terkena cahaya.
  • Imaji auditif: “Ia terus berlagu / nyanyian sendu”. Kalimat ini menghidupkan bunyi ombak yang menyerupai suara lagu penuh kerinduan.
Imaji tersebut membuat puisi terasa hidup, seakan pembaca benar-benar merasakan suasana laut dan pergolakan batin yang digambarkan.

Majas

Puisi ini kaya dengan majas, di antaranya:
  • Personifikasi – Ombak digambarkan seperti makhluk hidup yang bisa “berpeluh”, “berlagu”, bahkan “bercanda” dengan tebing.
  • Metafora – “Tebing sukma” adalah metafora batin manusia yang kokoh namun tetap diterpa gelombang perasaan.
  • Repetisi – Pengulangan kata “Dalam pagiku / dalam siangku / dalam malamku” menegaskan betapa rindu itu hadir tanpa henti, sepanjang waktu.
Penggunaan majas-majas ini membuat puisi semakin indah dan penuh kedalaman makna.

Puisi "Ombak" karya L.K. Ara bukan hanya lukisan tentang laut dan ombak, melainkan refleksi batin manusia dalam menghadapi gelombang kehidupan. Dengan tema tentang kerinduan dan cahaya Ilahi, puisi ini menghadirkan suasana melankolis sekaligus penuh harapan. Imaji dan majas yang digunakan memperkuat keindahan bahasa, membuat pembaca merasakan bahwa ombak bukan sekadar fenomena alam, melainkan simbol kehidupan itu sendiri—gelombang rindu yang terus mengalir, tak pernah reda, namun selalu memberi makna.

L.K. Ara
Puisi: Ombak
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.