Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Penari (Karya Irma Agryanti)

Puisi "Penari" karya Irma Agryanti bercerita tentang seorang penari yang melaksanakan tarian panjang di hadapan penonton, tetapi tetap sendirian ...

Penari

ia melangkah
sepanjang selendang
meliuk dengan tubuh yang bicara:
        aku akan mengitari api
        membelah dan mengiring

Rambutnya dibiarkan terulur
menjangkau cahaya

seirama gerak beburung
matanya, menulis riwayat-riwayat cemas
sita yang dibawa rama-rama
rama-rama yang dibawa mati

sehelai tangis, sebaris sepi
di tengah tarian panjang
membuat rinai tubuhnya

di pementasan ini
penari itu, melantun seorang diri
dalam riuh ramai kesunyian

2012

Sumber: Requiem Ingatan (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Penari" karya Irma Agryanti merupakan sebuah karya sastra yang memikat melalui citra gerak, cahaya, dan kesunyian. Puisi ini menampilkan sosok penari sebagai pusat narasi, di mana gerak tubuh dan ekspresi menjadi medium untuk menyampaikan emosi dan pengalaman batin yang kompleks. Dengan diksi yang halus dan imaji yang hidup, penyair membawa pembaca menyelami dunia yang menggabungkan keindahan fisik dan kedalaman psikologis.

Tema

Tema utama puisi Penari adalah ekspresi batin melalui seni dan gerak. Puisi ini menekankan bagaimana tarian bukan sekadar gerak fisik, melainkan medium untuk mengkomunikasikan perasaan, kegelisahan, dan pengalaman manusiawi yang mendalam. Tema ini juga menyinggung kesenian sebagai bahasa universal untuk menyampaikan cemas, sepi, dan keindahan.

Puisi ini bercerita tentang seorang penari yang melaksanakan tarian panjang di hadapan penonton, tetapi tetap sendirian dalam dunianya sendiri. Penari digambarkan melangkah seiring dengan selendangnya, rambut yang terulur menjemput cahaya, dan gerakannya seirama dengan burung. Ia menulis “riwayat-riwayat cemas” dengan matanya, seolah tarian menjadi medium untuk menyalurkan perasaan yang tidak terucapkan secara verbal. Meski berada dalam keramaian, penari tetap mengalami kesunyian yang mendalam.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah tarikan dualitas antara keindahan luar dan pergulatan batin yang tersembunyi. Penari menjadi simbol bagi individu yang mengekspresikan perasaan terdalamnya melalui seni. Gerakan tubuh yang membelah api, menyapu cahaya, atau bergerak seirama dengan burung, menyiratkan upaya manusia menghadapi tantangan hidup sambil tetap mempertahankan keindahan dan keharmonisan. Puisi ini juga mengisyaratkan bahwa seni menjadi jalan untuk mengatasi rasa sepi, cemas, dan kesendirian.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini terasa magis, sunyi, dan melankolis, meski diwarnai oleh keramaian pementasan. Diksi seperti “riuh ramai kesunyian”, “sebaris sepi”, dan “rinai tubuhnya” menciptakan atmosfer yang simultan antara gerak, cahaya, dan kesunyian. Pembaca seolah dapat merasakan kontras antara keramaian fisik dan kesepian batin penari, yang menjadi inti emosi puisi ini.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi Penari adalah pentingnya seni sebagai medium ekspresi batin. Melalui tarian, manusia dapat menyalurkan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Puisi ini juga mengingatkan bahwa keindahan luar tidak selalu mencerminkan kedamaian batin, dan bahwa kesunyian atau kecemasan bisa hadir bahkan di tengah keramaian.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan kinestetik:
  • Imaji gerak: “melangkah sepanjang selendang”, “meliuk dengan tubuh yang bicara”, menggambarkan tarian yang luwes dan penuh ekspresi.
  • Imaji cahaya: “rambutnya menjangkau cahaya”, menyimbolkan harapan, kebebasan, atau semangat batin yang menerobos kegelapan.
  • Imaji alam: “seirama gerak beburung”, menghadirkan harmoni antara manusia dan alam, sekaligus melukiskan kebebasan dan keluwesan.
  • Imaji emosi: “sehelai tangis, sebaris sepi”, memperkuat nuansa melankolis dan kesendirian yang dirasakan oleh penari.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi – Tubuh penari “bicara” melalui gerak, seolah gerakan tubuhnya memiliki kehidupan sendiri.
  • Metafora – “Mengitari api, membelah dan mengiring” menggambarkan perjuangan batin atau tantangan hidup yang dihadapi penari.
  • Hiperbola – “Matanya menulis riwayat-riwayat cemas” memperkuat intensitas ekspresi batin yang disalurkan melalui tarian.
Puisi "Penari" karya Irma Agryanti adalah refleksi indah tentang hubungan antara seni, emosi, dan kehidupan batin manusia. Dengan tema yang kuat, imaji yang memikat, dan majas yang tepat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana seni dapat menjadi medium untuk mengekspresikan rasa sepi, cemas, dan keindahan. Penari dalam puisi ini tidak hanya menari di atas panggung, tetapi juga menari di antara perasaan batin yang kompleks, menghadirkan keseimbangan antara gerak, cahaya, dan kesunyian.

Irma Agryanti
Puisi: Penari
Karya: Irma Agryanti

Biodata Irma Agryanti:
  • Irma Agryanti lahir pada tanggal 28 Agustus 1986 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.