Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Irma Agryanti

Puisi: Di Rambutmu Angin Tak Lagi Mampir (Karya Irma Agryanti)

Di Rambutmu Angin Tak Lagi Mampir di rambutmu, angin tak lagi mampir. setumpuk roti gandum dan ice cream pada petang yang sahaja. kenangku, dentang j…

Puisi: Pemburu (Karya Irma Agryanti)

Pemburu bukan gelap yang membawamu menujuku ujung mataku, pengintai hewan bertanduk bisik malaikat, membidik ke balik telinga semut-semut pergi di au…

Puisi: Mata Kancing (Karya Irma Agryanti)

Mata Kancing demi satu jam yang gelap oleh badai bajumu lebih lebat dari barisan pohon marigold mengasihaniku agar aku bisa sepenuhnya berteduh seray…

Puisi: Angin dari Gunung (Karya Irma Agryanti)

Angin dari Gunung ke rambutmu angin menyeberang dari gunung dan lepaslah gelungan belukar, jalan setapak membuat tarian nyanyian iba dipilukan perasa…

Puisi: Anjing Gunung (Karya Irma Agryanti)

Anjing Gunung tukang masak dari balik bukit mengenal tanda itu ngilu waktu pada lengkingmu dari sunyi senyap pagi dingin sebelum matahari tubuh gemet…

Puisi: Gendang (Karya Irma Agryanti)

Gendang setelah tarian burung terbang masuki hutan sebuah rumah pohon menyimpan kambium dalam suhu buku dan seorang lelaki menceburkan diri ke sumber…

Puisi: Cilinaya (Karya Irma Agryanti)

Cilinaya hanya pada siasat panji yang berangkat ke pawang bening terburu memburu hati menjangan putih betapa hanya pada siasat mata cincin gugur dala…

Puisi: Hikayat Orang Gunung (Karya Irma Agryanti)

Hikayat Orang Gunung tebing licin seperti krewang dengan glasir terang adalah benteng semenanjung di selasar nyala biji jarak menerakan lajur ke beka…

Puisi: Penembang (Karya Irma Agryanti)

Penembang di tutur, sepagut kisah di tubir, sebait lagu kecuali tembang, segalanya jadi bisu himne masa tua dari masa lalu suara-suara, di luar burun…

Puisi: Sehabis Berenang (Karya Irma Agryanti)

Sehabis Berenang ia kedinginan di bawah langit kirmizi jemari yang mengerut ketika laut menerjang seperti gelung bergelung alun yang mengangkatnya da…

Puisi: Mendatangi Hutan (Karya Irma Agryanti)

Mendatangi Hutan pada mulanya mata kelinci menyilaukan getah pinus lalu yang tersembunyi menjadi awas seperti sekawan pemburu menyeberangi lahan gamb…

Puisi: Patung Air Partini Tuin (Karya Irma Agryanti)

Patung Air Partini Tuin dalam tubuh batu padam matahari sedingin kolam matanya corak kain batik tangannya menangkup bagai kuncup menutup lubang pusar…
© Sepenuhnya. All rights reserved.