Analisis Puisi:
Tema utama puisi “Penari Keris” adalah pengorbanan dan makna spiritual di balik penderitaan. Meskipun sangat singkat, hanya terdiri atas dua baris, puisi ini memuat intensitas simbolik yang kuat: tentang seseorang yang menikam diri sendiri sebagai bentuk kesadaran, pengabdian, atau penyucian diri.
Puisi ini bercerita tentang seorang penari yang melakukan tindakan ekstrem—menikam dirinya sendiri dengan keris. Namun tindakan itu bukanlah kekerasan tanpa makna, melainkan bagian dari ritual atau tarian sakral. Dalam konteks budaya Bali, penari keris (seperti dalam tari Sanghyang atau Barong Keris) sering kali berada dalam keadaan trance (kesurupan), di mana penikaman diri melambangkan keberanian, penyucian, serta hubungan antara manusia dan kekuatan adikodrati.
Makna Tersirat
Makna tersirat puisi ini adalah pengorbanan sebagai bentuk pencapaian spiritual dan kesadaran diri. “Menikam diri sendiri” dapat dimaknai secara metaforis sebagai tindakan menghadapi diri sendiri, mengalahkan ego, dan menyingkap makna kehidupan melalui penderitaan. Frasa “penuh arti” menunjukkan bahwa di balik luka dan rasa sakit, terdapat makna yang dalam—tentang keberanian, ketulusan, dan kesadaran eksistensial.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi terasa misterius, intens, dan sakral. Meskipun hanya dua baris, pembaca dapat merasakan aura upacara atau ritual yang penuh tenaga dan makna. Ada ketegangan antara rasa sakit fisik dan kedamaian batin yang timbul dari penerimaan spiritual.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa rasa sakit dan pengorbanan kadang menjadi jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan kehidupan. Puisi ini mengingatkan pembaca bahwa keberanian sejati bukanlah melawan orang lain, melainkan berani menghadapi dan “menikam” ego sendiri untuk menemukan arti keberadaan.
Imaji
Imaji dalam puisi ini sangat kuat meskipun sederhana:
- Imaji visual hadir pada kata “menikam diri sendiri”, yang menggambarkan tindakan fisik yang dramatis dan mengguncang.
- Imaji maknawi muncul melalui frasa “penuh arti”, yang memperluas gambaran tersebut menjadi simbol spiritual dan reflektif.
Majas
Beberapa majas yang dapat diidentifikasi dalam puisi ini antara lain:
- Metafora: tindakan “menikam diri sendiri” bukan hanya makna literal, tetapi simbol introspeksi dan pengorbanan.
- Paradoks: tindakan yang tampak destruktif (menikam diri) justru mengandung nilai positif (penuh arti), menegaskan kontradiksi yang bermakna.
- Simbolisme: keris melambangkan kekuatan spiritual, keberanian, dan keseimbangan antara hidup dan mati.
Puisi “Penari Keris” karya Ngurah Parsua adalah contoh luar biasa dari kepadatan makna dalam bentuk yang minimalis. Dua barisnya memuat lapisan spiritualitas, simbolisme budaya, dan refleksi eksistensial yang dalam. Dengan bahasa sederhana, penyair berhasil menyingkap makna universal: bahwa dalam keberanian menghadapi luka diri sendiri, manusia menemukan arti terdalam dari hidup dan pengorbanan.
Puisi: Penari Keris
Karya: Ngurah Parsua
Biodata Ngurah Parsua:
- Ngurah Parsua memiliki nama lengkap I Gusti Ngurah Parsua.
- Ngurah Parsua lahir di Bondalem, Singaraja, Buleleng.