Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Petani Tua (Karya Dami N. Toda)

Puisi “Petani Tua” karya Dami N. Toda menyoroti kerja, pengorbanan, dan kesetiaan terhadap tanah—sebuah potret kehidupan rakyat kecil yang berjuang ..
Petani Tua

(pagi siang sore malam menyapa)
- Apa kabar Paé Tua?

matahari ia benamkan di pundak
pacul ia tikamkan di punggung
membakar nyala di darah
biji-biji peluh menitis ke bumi

ke langit balas ia menuding
selalu
tersungkur
dituai maut di tengah ladang

Sumber: Ratapan Laut Sawu (Universitas Sanata Dharma, 2014)

Analisis Puisi:

Puisi “Petani Tua” memiliki tema tentang keteguhan dan perjuangan hidup seorang petani yang terus bekerja keras hingga akhir hayatnya. Tema ini menyoroti kerja, pengorbanan, dan kesetiaan terhadap tanah—sebuah potret kehidupan rakyat kecil yang berjuang dalam kesunyian, tanpa pamrih, demi keberlangsungan hidup dan kehidupan orang lain.

Puisi ini bercerita tentang seorang petani tua yang tetap bekerja tanpa mengenal lelah. Ia menanam, memacul, dan mengolah tanah di bawah terik matahari—bahkan hingga maut menjemputnya “di tengah ladang.” Baris-baris seperti “matahari ia benamkan di pundak” dan “pacul ia tikamkan di punggung” menggambarkan betapa berat beban hidup yang ia pikul, tetapi tetap dijalani dengan keteguhan. Sapa hangat dari waktu—“pagi siang sore malam menyapa”—menunjukkan bahwa hidup petani tua ini berpadu erat dengan alam. Waktunya dihabiskan untuk bekerja, dan ia menjadi bagian dari siklus alam itu sendiri.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah ketulusan dan keikhlasan seorang manusia yang hidup bersatu dengan kerja dan alamnya. Petani tua dalam puisi ini menjadi lambang manusia pekerja yang rendah hati, yang meski hidup sederhana, tetap teguh dalam tanggung jawabnya terhadap bumi. Ia tidak banyak bicara, tidak mengeluh, tetapi terus bekerja hingga ajal tiba.

Ada juga makna filosofis tentang keterhubungan antara manusia, tanah, dan kematian. Keringat yang menetes ke bumi melambangkan kehidupan yang disuburkan oleh pengorbanan. Pada akhirnya, ia pun kembali ke tanah, tempat semua kehidupan berawal dan berakhir.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini tenang, muram, dan penuh penghormatan. Meskipun menggambarkan kerja keras dan kematian, penyair tidak menampilkan kesedihan secara gamblang. Sebaliknya, ada rasa hormat dan kagum terhadap keteguhan si petani tua.

Nada puisinya seolah hening namun bermakna dalam—sebuah renungan tentang arti hidup dan kerja.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat puisi ini adalah kerja keras dan keteguhan hati merupakan bentuk keagungan manusia yang sejati. Dami N. Toda seolah ingin menyampaikan bahwa kemuliaan hidup bukan terletak pada harta atau status, melainkan pada kesetiaan terhadap tugas dan kejujuran terhadap tanah tempat berpijak.

Petani tua menjadi simbol manusia yang hidup sederhana, namun kaya dalam nilai kemanusiaan.

Imaji

Puisi ini kuat dalam imaji visual dan imaji gerak.
  • Imaji visual tampak pada “matahari ia benamkan di pundak”, menghadirkan bayangan seorang petani yang bekerja di bawah sinar matahari.
  • Imaji gerak muncul pada “pacul ia tikamkan di punggung” dan “biji-biji peluh menitis ke bumi”, menggambarkan gerakan fisik penuh tenaga dan keringat.
  • Imaji spiritual juga terasa pada “ke langit balas ia menuding”, seolah petani berbicara pada Tuhan, atau mengadu pada kekuatan yang lebih tinggi.

Majas

Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
  • Majas personifikasi, misalnya “pagi siang sore malam menyapa” yang menggambarkan waktu seolah makhluk hidup yang berinteraksi dengan manusia.
  • Majas metafora, pada ungkapan “matahari ia benamkan di pundak” yang melambangkan beratnya beban kerja dan panasnya perjuangan.
  • Majas hiperbola, terlihat dari “pacul ia tikamkan di punggung”, yang memperkuat kesan kerasnya kehidupan dan penderitaan petani.
Bahasa Dami N. Toda padat, sederhana, namun penuh daya simbolik—menjadikan puisinya kuat dan sugestif.

Puisi “Petani Tua” karya Dami N. Toda adalah potret eksistensial tentang manusia yang setia pada kerja dan alam. Melalui tokoh petani, penyair menggambarkan bahwa hidup adalah kerja dan pengabdian yang tulus, bahkan hingga kematian tiba. Tema perjuangan dan ketulusan manusia sederhana menjadikan puisi ini tidak hanya realistis, tetapi juga spiritual: mengajarkan bahwa dalam kerja keras dan keikhlasan, tersimpan makna hidup yang sejati.

Dami N. Toda
Puisi: Petani Tua
Karya: Dami N. Toda

Biodata Dami N. Toda:
  • Dami N. Toda (Dami Ndandu Toda) lahir di Pongkor, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 20 September 1942.
  • Dami N. Toda meninggal dunia di Leezen, Jerman, pada tanggal 10 November 2006.
© Sepenuhnya. All rights reserved.