Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sabar (Karya Sulaiman Juned)

Puisi “Sabar” karya Sulaiman Juned bercerita tentang seseorang yang merenungkan makna kesabaran melalui perumpamaan laut dan ombak.
Sabar

Telah terlalu sering belajar bersabar
pada laut. Bersedia menerima sampah
sengaja dibuang ke dasar hati.

Telah terlalu sering belajar bersabar
pada ombak. Setia memukul pantai
terkadang pasir terjilati bersama hempasan riak
entah kapan sampai pada garis tuju.

Banda Aceh, 1993

Analisis Puisi:

Tema utama puisi “Sabar” adalah keteguhan hati dan keikhlasan dalam menghadapi penderitaan atau ujian hidup. Melalui simbol laut dan ombak, penyair menggambarkan bagaimana manusia belajar menerima segala luka, kekecewaan, dan kesulitan dengan kesabaran yang dalam. Tema ini menyiratkan kekuatan batin yang tumbuh dari keikhlasan.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang merenungkan makna kesabaran melalui perumpamaan laut dan ombak. Laut digambarkan sebagai sosok yang rela menerima “sampah”—segala hal buruk yang dilemparkan kepadanya—tanpa pernah marah atau menolak. Sementara ombak digambarkan sebagai lambang keteguhan dan kesetiaan, yang terus bergerak, memukul pantai, meskipun tak pernah tahu kapan akan mencapai tujuan. Dengan dua citra alam ini, penyair menghadirkan renungan mendalam tentang keteguhan jiwa manusia yang diuji oleh kehidupan.

Makna Tersirat

Makna tersirat puisi ini adalah kesabaran bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang tenang dan tulus. Dalam kehidupan, manusia sering menghadapi berbagai beban—rasa sakit, kekecewaan, bahkan penghinaan—namun kesabaran membuat hati tetap utuh. Laut dan ombak menjadi metafora tentang jiwa yang tabah: menerima segala luka tanpa membalas, terus berjuang tanpa putus asa, dan tetap setia menjalani peran dalam kehidupan. Puisi ini juga menyiratkan kesadaran spiritual, bahwa kesabaran adalah bentuk pengabdian dan kebijaksanaan batin.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi terasa tenang namun getir, penuh perenungan. Ada kesedihan yang lembut—suatu kepasrahan yang lahir bukan dari keputusasaan, melainkan dari penerimaan yang bijak. Pembaca dapat merasakan kedalaman emosi yang tersembunyi di balik kata-kata yang sederhana.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa dalam hidup, kesabaran adalah kekuatan sejati. Manusia diajak untuk belajar dari alam: seperti laut yang menerima segala kotoran tanpa protes, dan ombak yang tak pernah berhenti berjuang meski jalannya panjang dan melelahkan. Penyair menegaskan bahwa ketulusan dalam bersabar membuat manusia lebih bijak dan lebih kuat menghadapi gelombang kehidupan.

Imaji

Puisi ini menampilkan imaji alam yang kuat dan simbolik:
  • Imaji visual: “laut menerima sampah,” “ombak memukul pantai,” dan “pasir terjilati bersama hempasan riak.” Gambaran ini menghadirkan pemandangan laut yang hidup di benak pembaca.
  • Imaji perasaan: timbul melalui frasa “belajar bersabar pada laut” dan “setia memukul pantai,” yang menimbulkan rasa empati, kesedihan, dan penghormatan pada ketabahan.

Majas

Puisi ini kaya dengan majas personifikasi dan metafora:
  • Personifikasi: Laut dan ombak digambarkan seolah memiliki sifat manusia—mampu bersabar, setia, dan menerima.
  • Metafora: Laut menjadi lambang hati manusia, sedangkan ombak melambangkan semangat dan perjuangan yang tak pernah berhenti.
  • Repetisi: Frasa “Telah terlalu sering belajar bersabar” diulang untuk menegaskan tema keteguhan dan pengalaman panjang dalam kesabaran.
  • Simbolisme: “Sampah” melambangkan penderitaan, luka, atau masalah yang datang dari luar diri.
Puisi “Sabar” karya Sulaiman Juned adalah renungan puitis yang sederhana namun sarat makna. Melalui simbol laut dan ombak, penyair menggambarkan hakikat kesabaran: ketenangan yang kuat, penerimaan tanpa keluh, dan perjuangan tanpa henti. Dengan bahasa yang lembut dan imaji alam yang hidup, puisi ini mengajarkan nilai spiritual tentang ketulusan, ketabahan, dan kebijaksanaan menghadapi hidup yang tak selalu tenang seperti permukaan air laut.

Sulaiman Juned
Puisi: Sabar
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.