Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sebelum dan Sesudah (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Puisi “Sebelum dan Sesudah” karya Rachmat Djoko Pradopo bercerita tentang kehidupan manusia yang dijalani dengan kesadaran spiritual, di mana ...
Sebelum dan Sesudah

sesudah pagi sebelum senja merentang napas kita
sebelum kerja dan sesudahnya kita berdoa
itulah arti napas kita
sesudah lonceng berdentang kita tenteram
di pangku malam

sebelum pagi kita telah berjanji
akan selalu ingat pada-Nya dan kembali
sesudah senja 

Sumber: Hutan Cemara (2017)

Analisis Puisi:

Puisi “Sebelum dan Sesudah” bertema ketenangan spiritual dan kesadaran religius dalam kehidupan sehari-hari. Rachmat Djoko Pradopo menghadirkan renungan tentang siklus kehidupan manusia yang diikat oleh waktu — pagi, siang, senja, dan malam — sebagai simbol perjalanan hidup yang senantiasa harus dihubungkan dengan doa dan ingatan kepada Tuhan.

Puisi ini bercerita tentang kehidupan manusia yang dijalani dengan kesadaran spiritual, di mana setiap kegiatan — dari sebelum bekerja hingga setelahnya — diiringi doa dan pengingat terhadap Tuhan.

Penyair menggambarkan keseharian yang sederhana namun bermakna: pagi, siang, dan malam bukan sekadar bagian waktu, tetapi momentum untuk berjanji, bersyukur, dan kembali mengingat Sang Pencipta. Dengan cara itu, hidup menjadi tenang dan tenteram, karena setiap napas diisi dengan kesadaran akan kehadiran Ilahi.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah pentingnya keseimbangan antara aktivitas duniawi dan kehidupan spiritual. Puisi ini mengajarkan bahwa dalam ritme kehidupan modern yang sibuk, manusia tidak boleh melupakan makna doa dan ketenangan batin.

Selain itu, penyair juga menyiratkan bahwa waktu — pagi, senja, dan malam — bukan hanya penanda perputaran hari, tetapi juga pengingat perjalanan hidup dari awal hingga akhir. Dengan mengingat Tuhan di setiap fase, hidup manusia akan lebih bermakna dan damai.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah tenang, damai, dan kontemplatif. Ada nuansa kesejukan yang muncul dari diksi seperti “pagi”, “senja”, “tenteram”, dan “pangku malam”.

Kesederhanaan bahasa menciptakan keteduhan batin, seolah pembaca diajak merenung dalam keheningan pagi atau senja, menyadari bahwa setiap waktu adalah ruang untuk mendekat kepada Tuhan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang disampaikan puisi ini adalah bahwa hidup yang bernilai adalah hidup yang diisi dengan doa, kesadaran, dan ingatan kepada Tuhan di setiap waktu.

Penyair ingin menyampaikan bahwa dalam setiap aktivitas, manusia hendaknya tidak melupakan dimensi spiritual. Dengan selalu berdoa dan mengingat Tuhan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, hidup menjadi lebih terarah dan tenteram.

Imaji

Puisi ini memiliki imaji waktu dan suasana religius yang kuat.
  • Imaji waktu muncul melalui pengulangan kata “pagi”, “senja”, dan “malam”, yang menggambarkan perjalanan hidup sehari-hari.
  • Imaji spiritual hadir pada kata-kata seperti “berdoa”, “ingat pada-Nya”, dan “tenteram di pangku malam”, yang membangkitkan suasana hening dan penuh rasa syukur.
Melalui imaji ini, pembaca dapat membayangkan kehidupan yang teratur, damai, dan selalu terhubung dengan nilai-nilai keimanan.

Majas

Beberapa majas yang dapat ditemukan dalam puisi ini antara lain:
  • Repetisi, terlihat dari pengulangan kata “sebelum” dan “sesudah” yang menjadi struktur utama puisi. Majas ini menegaskan makna keseimbangan hidup antara waktu dan doa.
  • Metafora, seperti pada ungkapan “napas kita” yang bukan hanya berarti pernapasan fisik, tetapi juga simbol kehidupan dan kesadaran spiritual.
  • Personifikasi, pada frasa “senja merentang napas kita”, seolah waktu memiliki kehidupan dan perasaan.
  • Hiperbola, tersirat dalam “kita tenteram di pangku malam”, yang memberi kesan kedamaian mendalam seakan malam benar-benar memeluk manusia dengan kelembutan.
Puisi “Sebelum dan Sesudah” karya Rachmat Djoko Pradopo merupakan refleksi sederhana namun sarat makna tentang kehidupan yang berlandaskan kesadaran spiritual. Melalui diksi waktu yang lembut dan simbolik, penyair mengajak pembaca untuk memahami bahwa setiap detik dalam hidup adalah kesempatan untuk berdoa, bersyukur, dan mengingat Tuhan.

Dalam dunia yang serba cepat, puisi ini menjadi pengingat lembut bahwa ketenangan sejati tidak terletak pada kesibukan, melainkan pada kesadaran hati yang selalu kembali kepada-Nya — sebelum dan sesudah segalanya.

Puisi Rachmat Djoko Pradopo
Puisi: Sebelum dan Sesudah
Karya: Rachmat Djoko Pradopo

Biodata Rachmat Djoko Pradopo:
  • Rachmat Djoko Pradopo lahir pada tanggal 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah.
  • Rachmat Djoko Pradopo adalah salah satu Sastrawan Angkatan '80.
© Sepenuhnya. All rights reserved.