Analisis Puisi:
Puisi “Selamatkan Ikan di Kali” karya Sides Sudyarto D. S. adalah karya sederhana namun kuat dalam pesan moral dan lingkungan. Dengan bahasa lugas dan repetisi yang menegaskan, penyair menyuarakan kepedulian terhadap kerusakan alam akibat ulah manusia sendiri.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kesadaran lingkungan dan tanggung jawab manusia terhadap alam, khususnya terhadap ekosistem sungai. Penyair menyoroti tindakan perusakan habitat ikan dengan racun, yang pada akhirnya membawa bencana bagi manusia sendiri.
Puisi ini bercerita tentang ajakan untuk berhenti meracuni ikan di sungai, karena tindakan tersebut tidak hanya membunuh ikan, tetapi juga merusak kehidupan manusia dan generasi penerusnya.
Melalui pengulangan kalimat “Jangan racuni ikan di kali”, penyair menekankan bahwa perbuatan manusia yang merusak lingkungan selalu berbalik menjadi kerugian bagi diri sendiri. Puisi ini menampilkan relasi sebab-akibat yang jelas: ketika alam dirusak, manusia pun terkena dampaknya.
Makna tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah peringatan moral tentang keseimbangan ekosistem dan tanggung jawab manusia terhadap alam. Meracuni ikan di kali menjadi simbol dari tindakan merusak lingkungan demi keuntungan sesaat — tindakan bodoh yang justru menghancurkan masa depan sendiri.
Puisi ini juga menyiratkan gagasan ekologis yang berakar pada kesadaran spiritual dan sosial, bahwa manusia tidak bisa hidup terpisah dari alam. Jika alam dirusak, kehidupan manusia pun akan terancam.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini tegas, serius, dan penuh peringatan moral. Nada penyair terasa seperti suara seorang guru, orang tua, atau aktivis lingkungan yang memperingatkan masyarakat agar sadar akan dampak perbuatannya. Ada nuansa kekhawatiran sekaligus ajakan untuk berubah.
Imaji
Imaji dalam puisi ini sederhana dan realistis. Pembaca dapat membayangkan:
- Ikan di kali yang mati diracuni — gambaran konkret dari kerusakan lingkungan.
- Anak dan telur mati terlalu dini — imaji biologis yang menimbulkan rasa iba dan kesadaran akan rantai kehidupan.
- Seluruh keturunan musnah pasti — imaji masa depan yang suram, menggambarkan kepunahan akibat ulah manusia.
Imaji- imaji tersebut menciptakan visual yang kuat meski hanya melalui kata-kata yang singkat.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Repetisi: Kalimat “Jangan racuni ikan di kali” diulang tiga kali untuk menegaskan pesan utama.
- Metafora: Racun menjadi simbol dari keserakahan dan kebodohan manusia yang merusak alam demi kepentingan sesaat.
- Sinekdoke (pars pro toto): “Ikan di kali” mewakili seluruh makhluk hidup dan ekosistem air yang terganggu akibat perbuatan manusia.
Amanat / Pesan yang disampaikan
Pesan utama yang ingin disampaikan penyair adalah ajakan untuk menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia dan generasi berikutnya. Tindakan kecil seperti meracuni ikan mungkin tampak sepele, namun membawa dampak besar bagi kehidupan.
Puisi ini mengingatkan bahwa manusia dan alam adalah satu kesatuan — ketika alam dirusak, manusia pun menghancurkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, menjaga sungai berarti menjaga kehidupan.
Puisi “Selamatkan Ikan di Kali” karya Sides Sudyarto D. S. adalah seruan puitis untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan moral dalam diri manusia. Dengan gaya bahasa sederhana dan pengulangan yang kuat, penyair menegaskan bahwa merusak alam sama artinya dengan menghancurkan masa depan sendiri.
Puisi ini bukan hanya tentang ikan di kali, tetapi tentang kehidupan dan keberlanjutan seluruh makhluk di bumi — pesan yang tetap relevan di tengah krisis lingkungan dunia saat ini.
Puisi: Selamatkan Ikan di Kali
Karya: Sides Sudyarto D. S.
Biodata Sides Sudyarto D. S.
- Sudiharto lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 14 Juli 1942.
- Sudiharto meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 14 Oktober 2012.
- Sudiharto menggunakan nama pena Sides Sudyarto D. S. (Sides = Seniman Desa. huruf D = nama ibu, yaitu Djaiyah. huruf S = nama ayah, yaitu Soedarno).
