Analisis Puisi:
Puisi “Sungai Semesta” karya Ngurah Parsua merupakan sebuah refleksi puitik tentang perjalanan batin manusia dalam mencari makna hidup dan kedamaian sejati. Melalui simbol sungai, penyair menggambarkan arus kehidupan yang senantiasa mengalir — membawa luka, duka, kasih, dan harapan dalam satu kesatuan yang tak berujung.
Tema
Tema utama puisi ini adalah pencarian spiritual dan ketenangan batin manusia. Sungai dalam puisi bukan sekadar unsur alam, tetapi lambang dari jiwa dan kehidupan yang terus mengalir menuju sumber asalnya — sebuah kesadaran semesta.
Puisi ini bercerita tentang perjalanan batin manusia yang mencari makna dan ketenangan di tengah hiruk-pikuk kehidupan dunia. Penyair menggunakan gambaran sungai yang “sunyi airnya sepi” untuk melukiskan kedalaman batin yang hening, di mana segala luka dan derita dibasuh oleh arus waktu dan kata.
Baris seperti:
“haus dahaga dipuaskan kata, lapar dilupa, perburuan tak sia-sia”
menunjukkan usaha manusia dalam mencari makna lewat bahasa, doa, dan perenungan — suatu perburuan rohani yang akhirnya membawa pada pemahaman mendalam tentang kasih dan kedekatan dengan Sang Sumber (Tuhan).
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah tentang kesadaran spiritual bahwa kedamaian sejati berada di dalam diri sendiri. Penyair ingin menyampaikan bahwa sungai kehidupan yang kita cari—entah di luar atau di tempat jauh—sebenarnya mengalir dalam diri manusia sendiri, “terlalu dekat di hati”.
Puisi ini juga mencerminkan perjalanan manusia menuju pencerahan, di mana penderitaan dan pencarian menjadi bagian dari proses menuju pemahaman yang utuh tentang kasih dan keberadaan.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi terasa hening, kontemplatif, dan spiritual. Pilihan diksi seperti “sunyi,” “hening,” “debu derita,” dan “sejuk pegunungan” menghadirkan nuansa tenang namun sarat makna batin. Puisi ini tidak menciptakan suasana muram, melainkan suasana hening yang penuh kesadaran, seperti saat seseorang merenung di tepi sungai kehidupan sendiri.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah ajakan untuk menemukan ketenangan dan kasih sejati dalam diri sendiri. Ngurah Parsua seolah ingin berkata bahwa manusia sering mencari kedamaian ke luar, padahal “sungai di semua sungai jiwa” itu mengalir di hati kita sendiri. Pesan lainnya adalah bahwa penderitaan, haus, dan lapar batin tidak sia-sia jika dihayati dengan kesadaran — karena dari sanalah lahir pemahaman dan kasih yang sejati.
Imaji
Puisi ini kaya dengan imaji batin dan spiritual, serta beberapa imaji alam yang berfungsi simbolis. Contohnya:
- “sungai sunyi airnya sepi” menghadirkan imaji pendengaran dan perasaan, menggambarkan keheningan jiwa.
- “gemerciknya berdenyut di nadi” menciptakan imaji kinestetik dan auditori, mempertautkan antara alam dan tubuh manusia — sungai yang mengalir bukan di luar, melainkan di dalam nadi kehidupan.
- “mengalirkan sejuk pegunungan” memperkuat kesan kesucian dan kesejukan spiritual yang dibawa oleh kasih dan kesadaran.
Majas
Ngurah Parsua menggunakan beragam majas yang memperkaya lapisan makna puisinya:
- Metafora: “sungai di semua sungai jiwa” adalah metafora untuk kesadaran spiritual dalam diri manusia.
- Personifikasi: “sungai sunyi airnya sepi” memberikan sifat manusiawi pada sungai, seolah ia juga bisa merasa sunyi.
- Repetisi: Pengulangan frasa “terlalu dekat di hati” menegaskan inti makna puisi, yaitu bahwa sumber kedamaian tidak jauh — ia ada di dalam diri.
- Simbolisme: Sungai menjadi simbol perjalanan hidup dan arus spiritual manusia.
Puisi “Sungai Semesta” karya Ngurah Parsua adalah karya yang puitis sekaligus meditatif. Melalui simbol sungai, penyair menghadirkan gambaran perjalanan batin manusia dalam mencari kedamaian dan kasih sejati. Dengan bahasa yang hening dan imaji yang dalam, puisi ini mengajarkan bahwa segala pencarian spiritual bermuara pada satu hal: kesadaran bahwa sumber kasih dan kedamaian sejati sudah ada di dalam diri — “terlalu dekat di hati.”
Puisi: Sungai Semesta
Karya: Ngurah Parsua
Biodata Ngurah Parsua:
- Ngurah Parsua memiliki nama lengkap I Gusti Ngurah Parsua.
- Ngurah Parsua lahir di Bondalem, Singaraja, Buleleng.