Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tidur Hanya Bisa pada-Mu (Karya Emha Ainun Nadjib)

Puisi “Tidur Hanya Bisa pada-Mu” karya Emha Ainun Nadjib bercerita tentang seorang manusia yang merasa letih oleh kehidupan dan hanya dapat ...
Tidur Hanya Bisa padaMu

Tidur hanya bisa padaMu
Ketika larut badan tak mengada
Sudah khatam segala tangis rindu
Tinggal jiwa kusut dan sebuah lagu

Jiwa terajah luka
Bersujud sepanjang masa
Di peradaban yang sakit jiwa
Hanya bisa kupeluk guling rahasia

Tidur hanya bisa padaMu
Ya Kekasih, tidur hanya bisa padaMu
Kalau tak kau eluskan tangan
Bangunku tetap jua ke dunia

Sejak semula telah kuikrarkan
Cuma Engkau sajalah yang kudambakan
Dengan sangat kumohonkan tidur abadi
Agar kumasuki bangun yang sejati

Sumber: Cahaya Maha Cahaya (Pustaka Firdaus, 1992)

Analisis Puisi:

Puisi “Tidur Hanya Bisa pada-Mu” karya Emha Ainun Nadjib adalah refleksi spiritual yang dalam dan penuh makna. Melalui bahasa yang lembut dan penuh perenungan, penyair mengekspresikan hubungan intim antara manusia dan Sang Pencipta, terutama dalam keinginan untuk menemukan kedamaian sejati di tengah kelelahan hidup duniawi.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerinduan spiritual dan penyerahan diri kepada Tuhan. Penyair menggambarkan bahwa hanya kepada Tuhan manusia dapat menemukan ketenangan sejati, setelah segala penderitaan dan pencarian duniawi tidak lagi memberi makna.

Puisi ini bercerita tentang seorang manusia yang merasa letih oleh kehidupan dan hanya dapat beristirahat dalam kedamaian bersama Tuhan. “Tidur” dalam puisi ini tidak semata bermakna fisik, tetapi juga simbol dari ketenangan, kematian, dan penyerahan total.

Penyair melukiskan bahwa dunia penuh luka dan kegelisahan (“di peradaban yang sakit jiwa”), dan hanya dalam dekapan Ilahi lah ia dapat merasa tenteram.

Makna tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah kerinduan akan kebersatuan dengan Tuhan dan keinginan untuk melepaskan diri dari penderitaan dunia. Penyair menyiratkan bahwa kehidupan dunia hanyalah persinggahan penuh luka, dan ketenangan sejati hanya dapat ditemukan melalui kepasrahan spiritual.

Baris “Dengan sangat kumohonkan tidur abadi / Agar kumasuki bangun yang sejati” mengandung makna mendalam tentang kematian yang dianggap sebagai gerbang menuju kehidupan hakiki — kehidupan yang sejati di sisi Tuhan.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini tenang namun sarat kesedihan dan kerinduan mendalam. Ada perasaan lelah, hening, dan pasrah, yang berpadu dengan cinta spiritual yang tulus. Pembaca dapat merasakan ketenangan batin sekaligus kepedihan jiwa yang mencari tempat pulang.

Imaji

Puisi ini memunculkan imaji religius dan batiniah yang kuat, seperti “jiwa terajah luka”, “bersujud sepanjang masa”, dan “kupeluk guling rahasia”. Imaji tersebut menggambarkan keintiman spiritual antara manusia dan Tuhannya, serta luka eksistensial yang hanya dapat disembuhkan oleh kasih Ilahi.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora, pada frasa “Tidur hanya bisa padaMu” yang melambangkan ketenangan spiritual dan penyerahan diri.
  • Personifikasi, seperti “jiwa kusut dan sebuah lagu”, yang menggambarkan jiwa seolah memiliki kehidupan dan emosi sendiri.
  • Repetisi, pada pengulangan “Tidur hanya bisa padaMu”, yang mempertegas kerinduan dan kepasrahan total kepada Tuhan.
  • Hiperbola, pada ungkapan “Sudah khatam segala tangis rindu”, untuk menekankan betapa dalam penderitaan dan kerinduan yang telah dialami.

Amanat / Pesan yang disampaikan

Amanat puisi ini adalah pesan tentang pentingnya kembali kepada Tuhan sebagai sumber kedamaian sejati. Penyair ingin menyampaikan bahwa manusia, seberapapun kuatnya, pada akhirnya akan merasa lelah dan hanya dapat menemukan keheningan abadi dalam pelukan Ilahi.

Puisi ini juga mengingatkan pembaca bahwa kehidupan dunia hanyalah persinggahan sementara, dan tidur abadi — kematian — bukan sesuatu yang ditakuti, melainkan gerbang menuju kebangkitan sejati.

Puisi “Tidur Hanya Bisa pada-Mu” adalah puisi spiritual yang memadukan rasa lelah duniawi dengan keindahan penyerahan diri. Emha Ainun Nadjib berhasil menyalurkan nuansa kerinduan, cinta Ilahi, dan keikhlasan dalam kata-kata yang sederhana namun sarat makna.

Emha Ainun Nadjib
Puisi: Tidur Hanya Bisa padaMu
Karya: Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)
© Sepenuhnya. All rights reserved.