Waktu
Dari detik ke detik
Dari menit ke menit
Dari jam ke jam
Waktu tiada berhenti
Aku menjadi besar
Waktu membawaku
Aku menjadi tua
Waktu membawaku
Aku semakin dekat
Dengan liang kubur
Dan membawaku ke akhirat
Waktulah penyebabnya
Sumber: Pelita (Th. IV, 12 Maret 1980)
Analisis Puisi:
Puisi “Waktu” karya Rozana merupakan refleksi sederhana namun mendalam tentang perjalanan hidup manusia, kefanaan, dan hubungan manusia dengan waktu. Melalui bahasa yang ringkas, puisi ini menghadirkan pemikiran filosofis tentang bagaimana waktu terus bergerak tanpa henti, membawa manusia melewati fase hidup hingga menghadapi kematian.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perjalanan hidup dan kefanaan manusia. Waktu digambarkan sebagai kekuatan yang membawa manusia dari kelahiran menuju kematian, sekaligus mengingatkan akan keterbatasan hidup.
Puisi ini bercerita tentang perjalanan hidup manusia yang dialami secara berurutan: dari detik ke detik, menit ke menit, hingga jam ke jam. Manusia tumbuh menjadi dewasa, menua, dan akhirnya mendekati liang kubur. Waktu menjadi kekuatan yang terus membawa manusia melewati setiap fase kehidupan.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini antara lain:
- Kefanaan manusia: Manusia tidak bisa menahan waktu; hidup akan terus berjalan hingga akhir hayat.
- Kehidupan sebagai proses: Setiap fase kehidupan—tumbuh, menua, menuju kematian—adalah bagian alami dari perjalanan waktu.
- Kesadaran spiritual: Akhir puisi menyinggung akhirat, mengingatkan bahwa waktu juga membawa manusia pada pertanggungjawaban spiritual.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi ini tenang namun serius, menimbulkan refleksi tentang kefanaan dan keterbatasan hidup. Pola repetitif “dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam” menghadirkan rasa tiada henti dan tak terelakkan, menciptakan nuansa kontemplatif.
Imaji
Puisi ini memiliki imaji temporal yang kuat:
- “Dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam” → imaji waktu yang terus berjalan tanpa jeda.
- “Aku menjadi besar… Aku menjadi tua… Aku semakin dekat dengan liang kubur” → imaji perjalanan hidup dari lahir hingga menghadapi kematian.
Imaji ini efektif dalam menunjukkan aliran waktu dan dampaknya pada manusia.
Majas
Beberapa majas yang dapat ditemukan:
- Personifikasi: Waktu digambarkan seolah memiliki kekuatan sendiri, “Waktu membawaku”, memberikan kesan bahwa manusia hanyalah bagian yang bergerak dalam aliran waktu.
- Repetisi: Frasa “dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam” memperkuat kesan kesinambungan waktu yang tiada henti.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Pesan yang bisa diambil dari puisi ini adalah:
- Hidup bersifat sementara: Manusia harus sadar bahwa waktu terus berjalan dan kehidupan tidak abadi.
- Kesiapan spiritual: Kesadaran akan kefanaan mengingatkan manusia untuk mempersiapkan diri menghadapi akhirat atau pertanggungjawaban hidup.
- Hargai setiap detik kehidupan: Karena waktu terus bergerak tanpa menunggu siapa pun.
Puisi “Waktu” karya Rozana menyampaikan refleksi filosofis tentang perjalanan hidup manusia, kefanaan, dan kekuatan waktu. Dengan bahasa yang ringkas, repetitif, dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana waktu membentuk hidup manusia, dari lahir hingga menuju liang kubur, serta mengingatkan pentingnya kesadaran spiritual dalam menjalani hidup.
Puisi ini efektif menyampaikan pesan bahwa waktu adalah kekuatan yang tak terhentikan, dan setiap manusia hanyalah bagian yang bergerak di dalam alirannya.
Karya: Rozana