Haus Atensi
Sejak awal aku merasa cemas karena kehadiranmu
Akan menjadi ancaman serius
Kau terlalu terang-terangan
Mengatasnamakan cinta dengan beraroma sesal
Mungkin kau berlagak seakan-akan sangat membenciku
Akan tetapi kau tidak menyangkal jika terbakar api cemburu
Kau hanya memastikan bahwa aku tidak pernah melupakanmu
Karena kau tahu, aku pasti akan kembali menghubungimu
Seolah-olah hanya kau yang paling berkesan di antara pria-pria dewasa
Kau telah salah beranggapan jika dirimulah yang paling memahami
Padahal kau benar-benar tidak menangkap wujud asli dari bilik afeksi
Susah payah aku menyuguhkan rangkaian acara perpisahan
Pada pandangan berbayang kau tetap menjadi pemenang pesona rahasia
Ketapang, 11 November 2025
Analisis Puisi:
Puisi “Haus Atensi” karya Amanda Amalia Putri menggambarkan dinamika emosional antara dua insan yang terjebak dalam hubungan kompleks: antara cinta, ego, dan kebutuhan untuk diakui. Melalui gaya bahasa yang ekspresif dan penuh konfrontasi batin, penyair menghadirkan potret seseorang yang terperangkap dalam hubungan toksik — di mana rasa cinta dan kebencian saling tumpang tindih.
Puisi ini berbicara bukan hanya tentang percintaan, tetapi juga tentang hausnya manusia akan perhatian dan pengakuan, bahkan dari seseorang yang sudah tak semestinya diharapkan lagi.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah kerinduan yang berbalut ego dan kehausan akan perhatian dalam hubungan yang tidak sehat. Penyair menyoroti sisi manusia yang rapuh — yang sulit melepaskan masa lalu, meskipun sadar bahwa hubungan itu membawa luka dan cemas.
Tema ini mengandung ironi: seseorang ingin dicintai, tetapi cinta yang diterima justru menimbulkan ancaman dan rasa bersalah.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mengalami kecemasan karena kehadiran sosok dari masa lalu yang masih menghantui hidupnya. Aku lirik merasa gelisah karena sosok tersebut masih berusaha masuk kembali ke kehidupannya dengan alasan cinta. Ia tahu bahwa hubungan itu sudah beracun, tetapi bagian dirinya masih terpikat oleh kenangan lama.
Larik-larik seperti:
“Kau terlalu terang-terangan / Mengatasnamakan cinta dengan beraroma sesal”
dan
“Mungkin kau berlagak seakan-akan sangat membenciku / Akan tetapi kau tidak menyangkal jika terbakar api cemburu”
menunjukkan pertentangan antara logika dan perasaan. Ada permainan manipulasi dalam hubungan itu: seseorang berpura-pura membenci, padahal sebenarnya masih ingin memiliki.
Puisi ini juga memotret dilema batin seseorang yang masih mencari validasi dari orang yang seharusnya dilupakan.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa rasa haus akan perhatian dapat membuat seseorang terjebak dalam lingkaran hubungan yang melelahkan dan semu. Amanda Amalia Putri seolah ingin mengatakan bahwa manusia sering kali tidak benar-benar mencintai orang lain, melainkan mencintai perhatian yang mereka terima.
Larik:
“Kau hanya memastikan bahwa aku tidak pernah melupakanmu”
menunjukkan bentuk ego dan dominasi emosional. Bukan cinta yang tulus, melainkan kebutuhan untuk diingat — sebagai bukti bahwa dirinya masih berarti.
Selain itu, makna yang lebih dalam bisa dibaca sebagai kritik terhadap perilaku manipulatif dalam hubungan modern, di mana seseorang berusaha mengontrol orang lain melalui rasa cemburu, nostalgia, atau rasa bersalah.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi ini adalah tegang, emosional, dan reflektif. Diksi seperti “cemas”, “ancaman serius”, dan “api cemburu” menciptakan atmosfer batin yang penuh gejolak.
Namun, menjelang akhir, muncul nada pasrah dan introspektif, terutama saat penyair menulis:
“Susah payah aku menyuguhkan rangkaian acara perpisahan”
Suasana berubah menjadi lebih tenang, seolah aku lirik mulai menerima kenyataan bahwa perpisahan memang harus terjadi, meskipun perasaan masih bergolak.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat dari puisi “Haus Atensi” ialah bahwa tidak semua yang mengaku cinta benar-benar mencintai; kadang mereka hanya takut kehilangan perhatian. Penyair mengingatkan bahwa cinta tanpa keikhlasan mudah berubah menjadi alat kontrol emosional.
Pesan moral yang dapat dipetik ialah pentingnya mengenali batas antara cinta dan ketergantungan emosional. Hubungan yang sehat seharusnya memberi kebebasan dan ketenangan, bukan membuat seseorang “cemas karena kehadiran” pasangannya sendiri.
Imaji
Puisi ini menampilkan beberapa imaji emosional dan visual yang memperkuat kesan batinnya:
Imaji emosional:
- “Aku merasa cemas karena kehadiranmu” → menampilkan rasa takut dan tekanan psikologis yang dialami aku lirik.
- “Kau hanya memastikan bahwa aku tidak pernah melupakanmu” → menggambarkan hubungan yang berlandaskan obsesi, bukan kasih.
Imaji visual:
- “Beraroma sesal” → paduan antara penglihatan dan penciuman, menghadirkan bayangan cinta yang sudah busuk namun tetap terasa kuat.
Imaji reflektif:
- “Susah payah aku menyuguhkan rangkaian acara perpisahan” → menghadirkan adegan simbolis seolah perpisahan adalah sebuah ritual yang harus dijalani, meskipun terasa menyakitkan.
Imaji-imaji ini membentuk gambaran relasi yang realistis — bukan romantis berlebihan, melainkan getir dan manusiawi.
Majas
Amanda Amalia Putri menggunakan beberapa majas yang membuat puisinya terasa hidup dan tajam:
- Metafora: “Mengatasnamakan cinta dengan beraroma sesal” → menggambarkan cinta yang sudah rusak, penuh penyesalan dan kepalsuan.
- Personifikasi: “Kau berlagak seakan-akan sangat membenciku” → emosi (benci, cemburu, sesal) dipersonifikasikan seolah menjadi karakter yang berbicara dan bertindak.
- Sarkasme: “Seolah-olah hanya kau yang paling berkesan di antara pria-pria dewasa” → menyiratkan sindiran terhadap kesombongan dan rasa percaya diri berlebihan dari sosok yang disebut.
- Hiperbola: “Susah payah aku menyuguhkan rangkaian acara perpisahan” → dilebih-lebihkan untuk menekankan beratnya proses melepas seseorang yang masih melekat di hati.
Penggunaan majas ini memperkaya nuansa psikologis puisi dan mempertegas konflik antara logika dan perasaan.
Puisi “Haus Atensi” karya Amanda Amalia Putri menyingkap sisi gelap dari cinta: kebutuhan akan perhatian yang berubah menjadi jerat emosional. Puisi ini berhasil memotret realitas batin manusia masa kini: haus dicintai, tetapi sering kali lupa mencintai dirinya sendiri.
Karya: Amanda Amalia Putri
Biodata Amanda Amalia Putri:
- Amanda Amalia Putri lahir pada tanggal 28 Februari 2004 di Banyuwangi. Ia suka mengisi waktu luangnya dengan menulis puisi. Puisi-puisinya dimuat di berbagai media, baik online ataupun offline.