Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Ingatan Perjalanan (Karya F. Aziz Manna)

Puisi "Ingatan Perjalanan" karya F. Aziz Manna menggambarkan perjalanan abadi tanpa akhir dan perasaan yang datang seiring dengannya.
Ingatan Perjalanan

kereta tidak bersama mereka
tapi mereka bersama berada dalam kereta
(Afrizal Malna)

perjalanan ini kian membingungkan, mereka bilang telah
bangkit dan berjalan jauh selama 100 tahun tapi kami tak
melihat kaki-kaki beranjak, hanya pemandangan silih berganti:
pepohonan, sawah, ladang, sungai, jembatan, perumahan,
pabrik, perkantoran, tembok-tembok semuanya hanya jadi
perbincangan, lewat begitu saja, jalanan tidak bersama kami
padahal kami bersama berada dalam perjalanan, suara-suara
kami juga membingungkan, antara bunyi klakson, cerobong
dan gesekan besi, mulut-mulut berkembang biak, bertingkahan
untuk jadi dominan, kami yang datang selalu jadi penumpang
dan tak ada yang mau turun, tak ada yang mau menyentuh
tanah, kami, para penumpang itu, ingin selamanya duduk di
kursi di atas lantai besi melupakan perjalanan dalam perjalanan

Sumber: Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang (2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Ingatan Perjalanan" karya F. Aziz Manna adalah karya sastra yang menggambarkan perjalanan abadi tanpa akhir dan perasaan yang datang seiring dengannya.

Tema Utama: Tema dominan dalam puisi ini adalah perjalanan abadi yang tampaknya tidak memiliki tujuan yang jelas atau akhir yang pasti. Penyair menggambarkan perjalanan ini sebagai sesuatu yang membingungkan, panjang, dan tanpa arah.

Simbolisme Pemandangan: Penyair menggunakan berbagai pemandangan dalam puisi ini, seperti pepohonan, sawah, sungai, dan lain-lain, sebagai simbol perjalanan yang tampaknya tidak berarti. Pemandangan-pemandangan ini berlalu begitu saja tanpa meninggalkan kesan yang dalam, menciptakan perasaan kosong dan monoton.

Perasaan Ketidakpastian: Puisi ini menciptakan perasaan ketidakpastian dan kebingungan dalam perjalanan yang tak kunjung berakhir. Penumpang di dalam perjalanan ini tampaknya tidak tahu tujuan akhir mereka atau bahkan apakah tujuan tersebut ada.

Suara-Suara dan Kehidupan Manusia: Penyair juga menggambarkan berbagai suara seperti klakson, cerobong, dan gesekan besi dalam puisi ini. Ini mungkin mencerminkan kehidupan manusia yang berjalan terus meskipun perjalanan itu sendiri terasa kosong. Para penumpang tampaknya enggan untuk meninggalkan kendaraan perjalanan mereka dan menyentuh tanah, mungkin sebagai metafora untuk ketidaknyamanan menghadapi realitas atau akhir dari perjalanan.

Pertanyaan tentang Tujuan: Puisi ini menggambarkan perasaan ketidakpastian dan pertanyaan tentang tujuan perjalanan. Para penumpang ingin tetap di kursi mereka, mungkin karena mereka takut menghadapi tujuan akhir atau karena mereka telah terperangkap dalam rutinitas perjalanan yang tidak ada akhirnya.

Puisi "Ingatan Perjalanan" karya F. Aziz Manna adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan abadi yang membingungkan dan tanpa tujuan yang jelas. Puisi ini menciptakan perasaan ketidakpastian dan monoton dalam perjalanan yang tampaknya tak kunjung berakhir, serta mengajukan pertanyaan tentang makna dan tujuan dari perjalanan itu sendiri.

F. Aziz Manna
Puisi: Ingatan Perjalanan
Karya: F. Aziz Manna

Biodata F. Aziz Manna:
  • F. Aziz Manna lahir pada tanggal 8 Desember 1978 di Sidoarjo, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.