Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pemain Kambing Hitam (Karya Remy Sylado)

Puisi "Pemain Kambing Hitam" karya Remy Sylado mengangkat isu lingkungan dan sosial dengan nada satir dan reflektif. Melalui metafora dan ...
Pemain Kambing Hitam

Kepulauan Seribu tidak lagi 1000
6 hilang pada 1994 kata menteri
dan lebih banyak pada 2020 dan 2040
Rambutku rontok dan mungkin botak
semoga mengkilatnya tidak mengganggu ozon.

Di pinggir Cilincing aku berdiri
nafasku tersengal bangkai-bangkai mengapung
ia telah berubah jadi kakus dan tong sampah
Apakah si Pitung pernah sesakit ini
memarahi Belanda merusaki ekosistem
Sejarah memang mesti memihak
asal jangan mengada-ada.

Kupejamkan mata melihat dengan batin
di antara orang-orang yang diam dan bicara
kita semua adalah pemain-pemain kambing hitam
yang cacing apa yang harimau sama ambil bagian.

Kiamat pasti datang
Kiamat paling mengerikan
terjadi dalam pikiran sendiri.

Analisis Puisi:

Puisi "Pemain Kambing Hitam" karya Remy Sylado mengangkat isu lingkungan dan sosial dengan nada satir dan reflektif. Melalui metafora dan deskripsi visual yang kuat, Sylado mengajak pembaca untuk merenungkan dampak destruktif manusia terhadap alam dan konsekuensi sosial yang menyertainya.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang tidak berima secara konsisten, memberikan kesan percakapan dan aliran pemikiran yang bebas. Sylado menggunakan bahasa yang lugas dan langsung, namun dengan sentuhan ironi dan satir. Bahasa yang digunakan mencerminkan keprihatinan terhadap lingkungan dan sosial dengan nada yang terkadang pahit.
  • Pembukaan puisi ini mengkritik hilangnya pulau-pulau di Kepulauan Seribu, mengisyaratkan degradasi lingkungan yang semakin parah. Tahun-tahun yang disebutkan menunjukkan kerusakan berkelanjutan yang diprediksi akan semakin buruk.
  • Metafora tentang rambut rontok dan kebotakan yang mengkilat bisa diartikan sebagai tanda penuaan atau kerusakan, yang meskipun bersifat personal, diparalelkan dengan kerusakan ozon. Ini mengisyaratkan bahwa kerusakan lingkungan memiliki dampak yang luas, baik pada individu maupun pada skala global.
  • Penggambaran Cilincing, sebuah daerah di Jakarta, sebagai tempat yang penuh dengan polusi dan sampah menunjukkan degradasi lingkungan yang parah. Sylado menggunakan imagery yang kuat untuk menggambarkan bau dan pemandangan yang mengerikan.
  • Mengacu pada si Pitung, seorang pahlawan lokal, Sylado bertanya apakah ia pernah merasakan sakit seperti yang dirasakan sekarang akibat kerusakan ekosistem oleh penjajah. Ini mengaitkan perjuangan melawan penjajahan dengan perjuangan melawan kerusakan lingkungan.
  • Sylado menekankan pentingnya sejarah yang jujur dan tidak dibuat-buat. Ini bisa diartikan sebagai kritik terhadap bagaimana sejarah sering dimanipulasi atau disederhanakan untuk kepentingan tertentu.
  • Mengisyaratkan introspeksi dan refleksi batin. Sylado melihat lebih dalam daripada sekadar permukaan, mengamati orang-orang di sekitarnya yang mungkin tidak sepenuhnya sadar akan situasi mereka.
  • Metafora pemain kambing hitam menunjukkan bahwa setiap orang berkontribusi pada masalah dan juga menjadi korban dari masalah tersebut. "Cacing" dan "harimau" menunjukkan berbagai tingkat tanggung jawab dan kekuatan, namun semua terlibat dalam permainan menyalahkan.
  • Sylado menutup puisi dengan pernyataan yang kuat tentang kiamat. Bukan hanya kiamat fisik atau ekosistem yang ia maksud, tetapi kiamat mental dan emosional yang terjadi dalam pikiran manusia. Ini menunjukkan bahwa bencana terbesar mungkin adalah hilangnya harapan dan kesadaran moral.

Tema dan Pesan

Tema utama dari puisi ini adalah degradasi lingkungan dan konsekuensi sosialnya. Sylado mengkritik bagaimana manusia merusak alam dan kemudian menjadi korban dari kerusakan tersebut. Pesan yang disampaikan adalah perlunya introspeksi dan tanggung jawab kolektif untuk menyelamatkan lingkungan serta diri sendiri dari kehancuran yang lebih parah.
  1. Kerusakan Lingkungan: Puisi ini menggambarkan secara jelas betapa parahnya kerusakan yang terjadi pada alam akibat ulah manusia.
  2. Kritik Sosial: Sylado mengkritik bagaimana masyarakat dan sejarah memperlakukan isu-isu lingkungan, seringkali dengan kepentingan tertentu dan tidak jujur.
  3. Refleksi Batin: Pentingnya introspeksi dalam memahami dampak dari tindakan kita sendiri terhadap dunia dan diri kita.
Puisi "Pemain Kambing Hitam" karya Remy Sylado adalah sebuah karya yang menggabungkan kritik sosial dan refleksi lingkungan dengan gaya yang satir dan mendalam. Sylado berhasil mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari tindakan manusia terhadap lingkungan dan masyarakat, serta pentingnya tanggung jawab dan kesadaran kolektif untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui metafora dan deskripsi yang kuat, puisi ini meninggalkan kesan mendalam tentang urgensi dan keharusan perubahan.

Puisi Pemain Kambing Hitam
Puisi: Pemain Kambing Hitam
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.