Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Si Sepi (Karya F. Rahardi)

Puisi "Si Sepi" karya F. Rahardi bercerita tentang seseorang yang ingin menghapus kesepian dari dirinya. Ia melakukan itu melalui tindakan-tindakan ..
Si Sepi

kupotong si sepi dengan
gergaji kubedah
kuremuk kuamuk
si sepi yang
hampir mati
kubunuh
kusempurnakan
sepinya.

1975

Sumber: Horison (April, 1978)

Catatan:
Puisi ini kemudian hari dimasukkan ke dalam buku Silsilah Garong (1990).

Analisis Puisi:

Puisi "Si Sepi" karya F. Rahardi adalah puisi pendek yang intens, keras, dan penuh energi emosional. Kata-katanya sedikit, namun daya pukulannya sangat kuat. Melalui penggunaan metafora ekstrem dan kekerasan simbolik, penyair menggambarkan hubungan manusia dengan “sepi” sebagai sesuatu yang tidak hanya pasif, tetapi harus dihadapi dan ditaklukkan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah pertarungan batin manusia melawan kesepian. Penyair mengangkat kesepian bukan sebagai keadaan pasif, tetapi sebagai sesuatu yang “hidup,” yang harus diperangi, dihancurkan, bahkan “dibunuh.”

Tema lain yang bisa muncul adalah:
  • perjuangan eksistensial,
  • kekerasan emosional,
  • upaya menaklukkan diri sendiri,
  • dan pemberontakan terhadap kondisi batin yang menghimpit.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang ingin menghapus kesepian dari dirinya. Ia melakukan itu melalui tindakan-tindakan simbolik yang ekstrem: memotong, membedah, meremuk, mengamuk, hingga membunuh “sepi.”

Tindakan-tindakan itu bukan literal, tetapi menggambarkan usaha keras menghilangkan rasa sepi yang membebani hidup.

Proses ini seperti ritual perlawanan internal, di mana “sepi” dianggap musuh yang harus dihancurkan.

Makna Tersirat

Puisi ini menyimpan makna metaforis yang dalam:
  1. Kesepian digambarkan sebagai entitas yang mengganggu, bahkan mengancam. Ini menunjukkan bahwa sepi dapat menjadi beban mental yang menyakitkan.
  2. Upaya memerangi sepi menggambarkan keputusasaan dan jeritan batin. Kata “kuremuk”, “kubedah”, “kuamuk” menunjukkan kemarahan internal.
  3. Meski dihancurkan, sepi justru “disempurnakan.” Baris terakhir — “kusempurnakan sepinya” — menghadirkan ironi mendalam: semakin seseorang melawan, semakin kuat kehadiran sepi itu. Makna implisitnya: Kesepian tidak bisa dibunuh; ia justru tumbuh ketika diperangi dengan kemarahan.
  4. Puisi ini juga bisa dibaca sebagai refleksi tentang kondisi psikologis manusia modern. Semakin berusaha menyingkirkan kekosongan batin, semakin terlihat bahwa kekosongan itu adalah bagian dari diri.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini:
  • tegang,
  • gelap,
  • emosional,
  • agresif,
  • intens,
…karena penggunaan kata kerja kekerasan yang terus berulang. Tidak ada ruang tenang; semuanya dipenuhi luapan emosi.

Imaji

Imaji dalam puisi ini didominasi imaji kekerasan fisik yang metaforis:
  • “kupotong si sepi” → imaji visual mengiris sesuatu yang abstrak.
  • “kubedah” → imaji medis yang ekstrem.
  • “kuremuk kuamuk” → imaji gerakan fisik penuh amarah.
  • “kubunuh” → imaji eksekusi total.
Imaji ini menggambarkan intensitas batin penyair dalam menghadapi sepi, seolah-olah sepi itu tubuh fisik yang dapat dihancurkan.

Majas

Beberapa majas yang menonjol:
  1. Personifikasi: Kesepian diberi sifat-sifat manusia sehingga bisa “dipotong,” “dilukai,” atau “dibunuh.”
  2. Metafora: Kesepian diperlakukan sebagai makhluk hidup atau musuh dalam peperangan batin.
  3. Hiperbola: Tindakan-tindakan ekstrem seperti “membunuh sepi” menjadi bentuk pembesaran makna.
  4. Repetisi: Pengulangan kata “ku-” pada setiap baris memperkuat intensitas aksi dan emosi.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat puisi ini dapat dipahami sebagai:
  1. Kesepian adalah bagian dari hidup yang tidak bisa dihilangkan dengan kekerasan atau penolakan ekstrem.
  2. Melawan sepi secara agresif hanya memperkuat rasa sepi itu sendiri.
  3. Manusia harus berdamai dengan kesepian, bukan memusuhinya.
Puisi ini seolah mengingatkan bahwa kesepian, jika dilihat sebagai musuh, akan tetap menang. Namun jika dipahami dan diterima, ia tidak lagi menakutkan.

Puisi "Si Sepi" karya F. Rahardi adalah puisi pendek namun penuh daya ledak emosional. Melalui metafora kekerasan dan bahasa yang ringkas, penyair mengajak pembaca merenungkan bagaimana manusia berhadapan dengan kesepian yang melekat dalam hidup. Kesepian dalam puisi ini bukan sekadar rasa sunyi—ia adalah musuh, cermin, dan sekaligus ironi dari kondisi batin manusia.

F. Rahardi
Puisi: Si Sepi
Karya: F. Rahardi

Biodata F. Rahardi:
  • F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.