Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Mie Ongklok & Tempe Kemul: Dua Ikon Rasa yang Menghidupkan Wonosobo

Yuk jelajahi Wonosobo melalui rasanya! Mie Ongklok yang kental dan Tempe Kemul yang gurih siap menyambutmu dengan kehangatan khas pegunungan.

Oleh Laylatuz Zahra Ramadhani

Di Wonosobo, ada dua kuliner yang tidak sekadar hadir sebagai makanan, tetapi juga sebagai bagian dari identitas kota. Mie Ongklok dan Tempe Kemul bukan hanya sajian khas keduanya adalah cerita, kebiasaan, dan rasa hangat yang menyambut siapa pun yang datang ke kota bersuhu sejuk ini.

Mie Ongklok & Tempe Kemul

Mie Ongklok: Semangkuk Kehangatan yang Tidak Pernah Gagal

Mie Ongklok selalu menjadi hidangan pertama yang direkomendasikan warga lokal ketika ditanya soal kuliner Wonosobo. Keistimewaannya ada pada proses memasaknya. Mie kuning, kol, dan kucai dicelup-ceburkan berulang kali dalam air mendidih. Proses ini disebut “diongklok”, dan dari sinilah nama kuliner ini lahir.

Kuahnya pekat, manis-gurih, lembut, terbuat dari perpaduan kaldu, bumbu halus, dan sedikit pati yang memberikan tekstur kental khas tak dimiliki mie mana pun. Di atasnya ditaburkan bawang goreng dan daun bawang, menjadikannya hidangan yang terasa akrab, sederhana, tetapi mengena di lidah.

Paling nikmat disantap pada udara dingin Wonosobo yang sering turun menjelang sore. Tidak sedikit orang yang kemudian memilih menambah lauk pendamping berupa sate sapi yang dibakar manis, menambah kekayaan rasa tiap suapan.

Tempe Kemul: Gurih-Renyah yang Selalu Dicari

Jika Mie Ongklok adalah kehangatan, maka Tempe Kemul adalah pasangan serasi yang menghadirkan tekstur renyah sebagai penyeimbang. Tempe diiris tipis kemudian dibalut adonan tepung berwarna kuning cerah dari kunyit, bercampur bawang putih, ketumbar, dan daun kucai. Ketika digoreng, permukaan tepungnya mengembang seperti selimut tipis, itulah sebabnya warga setempat menyebutnya “kemul”.

Hasil akhirnya adalah camilan renyah, gurih, aromatik, dan tidak pernah cukup hanya satu potong. Tempe Kemul sering disajikan sebagai pelengkap Mie Ongklok, tetapi banyak orang membelinya hanya untuk dinikmati sebagai camilan.

Dua Hidangan, Satu Kota, Banyak Cerita

Mie Ongklok dan Tempe Kemul bukan sekadar kuliner khas. Mereka adalah penanda identitas Wonosobo. Di pasar, warung, hingga meja makan warga setempat, keduanya hadir tidak hanya sebagai makanan, tetapi sebagai bagian dari ritme kehidupan.

Wisatawan mungkin datang untuk menikmati panorama pegunungan dan udara sejuk, tetapi mereka pulang dengan cerita tentang kuah mie yang pekat dan tempe goreng yang renyah. Inilah daya tarik Wonosobo yang tidak pernah gagal, makanan yang sederhana, tetapi membekas.

Dan pada akhirnya, dua hidangan ini menjadi cara paling jujur untuk mengenal Wonosobo melalui rasa.

Biodata Penulis:

Laylatuz Zahra Ramadhani saat ini aktif sebagai mahasiswi di Universitas Sebelas Maret.
© Sepenuhnya. All rights reserved.