Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi M. Taslim Ali

Puisi: Angklung (Karya M. Taslim Ali)

Angklung Sedang bermenung menyadar untung Kedengaran dentung suara angklung Merayu beta dengan duka Duka nestapa rakyat jelata Bagai kelihatan di pen…

Puisi: Aku dan Debu (Karya M. Taslim Ali)

Aku dan Debu Aku jelajah ini kota, simpang-siur jalannya. Tampak tangis darah dan daging, mengeluh jatuh ke debu: Bertemu debu dan debu. Aku jelajah …

Puisi: Di Musim Kering (Karya M. Taslim Ali)

Di Musim Kering Panas-ganas meretas bumi, Menaring hidup. Tanah ternganga Bernafas haus, bisu mendoa Bagai petani di gurun hati. Segala hijau tertind…

Puisi: Kepada Angin Raja Kelana (Karya M. Taslim Ali)

Kepada Angin Raja Kelana Kau Sang Bayu, Raja Kelana Yang tak tahu lelah dan tak berhenti Bersiap diri pergi mengembara. Di sunyi senyap, di waktu pag…

Puisi: Sajak Liar (Karya M. Taslim Ali)

Sajak Liar Kami telah mual bau bangkai kata-kata, memoles bingkai-bingkai tua dari cermin omong kosong. Kami mau: jantung hidup, darah merah, dendang…

Puisi: Kabut (Karya M. Taslim Ali)

Kabut Kabut di lembah ini merangkak ke lereng gunung. Datang angin pagi. Dipacunya -- lalu -- Anak manusia. Niatnya, baju dan rambut: Kabut di lembah…
© Sepenuhnya. All rights reserved.