Puisi: Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia (Karya W.S. Rendra) Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja. Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan. …
Puisi: Sajak Seonggok Jagung (Karya W.S. Rendra) Sajak Seonggok Jagung Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan. Memandang jagung itu, sang pemuda…
Puisi: Gugur (Karya W.S. Rendra) Gugur Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya. Tiada kuasa lagi menegak. Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bediln…
Puisi: Sajak Sebatang Lisong (Karya W.S. Rendra) Sajak Sebatang Lisong Menghisap sebatang lisong, melihat Indonesia Raya, Mendengar 130 juta rakyat, dan di langit dua tiga…
Puisi: Jangan Takut, Ibu! (Karya W.S. Rendra) Jangan Takut, Ibu! Matahari musti terbit. Matahari musti terbenam. Melewati hari-hari yang fana Ada kanker payudara, ada encok, dan…
Puisi: Nyanyian Preman (Karya W.S. Rendra) Nyanyian Preman Wajahku disabet angin jadi tembaga. Ketombe di rambut, celana kusut. Umurku ditelan jalan dalam kembara. Impian di rumput cerita butu…
Puisi: Megatruh (Karya W.S. Rendra) Megatruh O, akal sehat jaman ini! Bagaimana mesti kusebut kamu? Kalau lelaki kenapa seperti kue lapis? Kalau perempuan kenapa tidak keibuan? Dan kala…
Puisi: Bah! (Karya W.S. Rendra) Bah! Resah. Resahlah langit. Resahlah badan. Aku gelisah memeluk badan. Angin mendera. Sarat. Waktu menderu. Sarat. Aku melawan keterbatasanku. Resah…
Puisi: Lautan (Karya W.S. Rendra) Lautan Daratan adalah rumah kita dan lautan adalah kebebasan. Langit telah bersatu dengan samudra dalam jiwa dan dalam warna. …
Puisi: Ia Telah Pergi (Karya W.S. Rendra) Ia Telah Pergi Ia telah pergi lewat jalannya kali Ia telah pergi searah dengan mentari. Semua lelaki ninggalkan ibu dan ia ma…
Puisi: Sajak Ibunda (Karya W.S. Rendra) Sajak Ibunda Mengenangkan ibu adalah mengenangkan buah-buahan. Istri adalah makanan utama. Pacar adalah lauk-pauk. Dan Ibu adalah pelen…