Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Postingan

Puisi: Kucing, Ikan Asin dan Aku (Karya Wiji Thukul)

Kucing, Ikan Asin dan Aku Seekor kucing kurus menggondol ikan asin laukku untuk siang ini Aku meloncat kuraih pisau bi…

Puisi: Aroma Maut (Karya Hamid Jabbar)

Aroma Maut Berapakah jarak antara hidup dan mati, sayangku? Barangkali satu denyut lepas, o satu denyut lepas tepat di saat tak j…

Puisi: Pasar Sentir (Karya Joko Pinurbo)

Pasar Sentir Pasar sentir. Tampatnya di bawah pohon beringin di alun-alun kota kami yang kecil dan tenang. …

Puisi: Sakramen (Karya Joko Pinurbo)

Sakramen Tubuhmu kandang hewan tempat seorang perempuan singgah melahirkan anaknya yang malang. Tubuhmu bukit tandus tempat kau salibk…

Puisi: Anak Seorang Perempuan (Karya Joko Pinurbo)

Anak Seorang Perempuan Hingga dewasa saya tak pernah tahu saya ini sebenarnya anak siapa. Sejak lahir saya diasuh dan dibesarkan Ibu tanpa k…

Puisi: Matahari (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Matahari (- Uluwatu, upacara) Bila nanti matahari telah angslup dalam darah; apakah ia akan redup atau makin parah menikam jantung? …

Puisi: Menghitung Jarak (Karya Fridolin Ukur)

Menghitung Jarak Sajak-sajak di hari ulang tahun perkawinan ke-40 Haru itu mendenyut lagi begitu syahdu, begitu merdu ketika garis lengku…

Puisi: Surat Kepada Tuhan (Karya Karsono H. Saputra)

Surat Kepada Tuhan tuhan, bolehkan aku tahu tentang nenekku     yang kau panggil sebulan lalu bagaimana khabarnya apakah batuk dan sesak napasnya mas…

Puisi: Setelah Mencintaimu (Karya Acep Zamzam Noor)

Setelah Mencintaimu Setelah mencintaimu, aku pergi Meninggalkan kotamu yang berdebu Setelah tumpah semua rindu, semua keluhku Engkau bersedia menampu…
© Sepenuhnya. All rights reserved.