Puisi: Jalan Buntu (Karya Ulfatin Ch.) Jalan Buntu Jarum jam menunjuk angka dua belas matahari memanas jalan pun lepas Di ujung gang sepi rajawali terhenti pohon-pohon ranggas Kemanakah …
Puisi: Percakapan Hujan (Karya Umi Khomsiyatun) Percakapan Hujan Di depan rumah Hujan sangat deras Aku melihat dari balik jendela Ada sebuah percakapan Katanya, "pelangi akan datang" Hati…
Puisi: Kegilaan di Malam Hari (Karya Amanda Amalia Putri) Kegilaan di Malam Hari Kita seperti bunga yang bermekaran di waktu malam Kita seperti magnet yang saling tarik-menarik Mendekat, ujung hingga ujung k…
Puisi: Kepada Cahayani-ku (Karya Ehfrem Vyzty) Kepada Cahayani-ku Tak ada yang lebih anggun seperti jingga pada senja, Selain kenangan-kenangan hari lalu bertakhta agung di mata sipit milikmu itu …
Puisi: Topeng yang Terkubur (Karya Elle Geraldine) Topeng yang Terkubur lihat aku dunia! setiap hari kukenakan bola mata yang mengguncang langit dan lautan yang meronce kenangan senyum yang bisu menyi…
Puisi: Nasionalisme (Karya Remy Sylado) Nasionalisme Bahwa hatiku boleh saja keluar dari tanah airku. Tapi jangan pernah tanah airku keluar dari hatiku. Analisis Puisi: Puis…
Puisi: Orang-Orang Angkuh (Karya Diah Hadaning) Orang-Orang Angkuh Dia, dia, dia tak pernah ucap salam mulutnya belati siap tikam tak pernah mengangguk nafasnya aroma pasar induk ske…
Puisi: Ibu Pertiwi Bersusah Hati (Karya Asep S. Sambodja) Ibu Pertiwi Bersusah Hati seandainya duit rakyat yang dipakai studi banding anggota DPR itu dipakai untuk membantu korban bencana alam di wasior, me…
Puisi: Ibu Pertiwi Pun Menangis (Karya Nanang Suryadi) Ibu Pertiwi Pun Menangis duka juga kiranya, yang diterbangkan angin padaku, sebagai kabar dari sebuah negeri terluka, kanak-kanak berhenti sek…