Postingan

Puisi: Adaninggar 2 (Karya Gunawan Maryanto)

Adaninggar 2 minggu berhenti dan aku jatuh cinta lagi, adaninggar pada tali kentular yang berpusar menjelang kematianmu setel…

Puisi: Bantala Rengka (Karya Gunawan Maryanto)

Bantala Rengka Agustus Di antara tanah retak dan angin kering Pada kelopak bunga-bunga randu : ada yang terus memanggil namamu …

Puisi: Durung (Karya Mardi Luhung)

Durung "Apa kau kelak akan merindukan aku?" begitu bisik si jagal pada sapi yang akan dijagalnya. Bisik sendirian. Bisik yang…

Puisi: Semua Telah Melihat (Karya Mardi Luhung)

Semua Telah Melihat Padang luas yang meluas. Padang luas yang penuh mata. Ke mana pun melangkah selalu ada yang mengikut. Dan paham a…

Puisi: Ketika (Karya Mardi Luhung)

Ketika Ketika ayahku wafat: dibakar. Dan ketika ibuku yang wafat: dikubur. Dan abu ayahku disebar ke laut. Sedangkan, nisan ibuku ada di …

Puisi: Seiringan (Karya Mardi Luhung)

Seiringan Kepada penyulam tua seseorang bertanya: ”Mengapa sulamanmu begitu rumit. Sampai-sampai imajinasiku tak mampu memasukinya.…

Puisi: Merah Delima (Karya Mardi Luhung)

Merah Delima Setiap aku tepekur. Setiap itu pula kau membayang. Kau yang dekat tapi jauh. Jauh tapi rasanya tak henti-henti mengelus. M…

Puisi: Rumah Siput (Karya Mardi Luhung)

Rumah Siput (: Yudhi, Sanie, Wijang, dan Indah) Aku mengangankan sebuah prosa. Yang ceritanya begini: Setelah mati, mungkin aku menja…

Puisi: Beranda (Karya Mardi Luhung)

Beranda Di beranda kau mengiris dadamu. Membukanya. Dan merogoh hatimu yang begitu tersembunyi. Begitu seperti permainan dadu yang mesti…

Puisi: Samsunghyeol (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Samsunghyeol Goyah dan bergaung dalam hujan, Bayanganmu menggenangi tiga liang kelahiran. Di ujung hujan, benih merekah. Cahaya demam…

Puisi: Api Sita (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Api Sita Lebur jasadku ke dalam nyala! Sita memekik. Sebelum ambruk ke sebalik semak asap yang menjulang. Hawa panas dan gemertak b…

Puisi: Leher (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Leher Tidur. Tinggalkan aku mabuk bersama akar dan tempayak, suara yang menembus jangat bumi dan mengerat batu lahat riwayatmu yang dipahat d…

Puisi: Kaligrafi (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Kaligrafi (I) Jalan setapak hutan bambu seekor ular menyelinap ke balik batu (II)   Dihadang gunung, angin meliuk pohonan runduk …

Puisi: Sajak di Tahun Baru (Karya Andy Sri Wahyudi)

Sajak di Tahun Baru (Mereka yang giat bekerja ketika dini pagi) : Arief Kriying Semalam mereka tidak ada di hotel-hotel Suara tawa me…

Puisi: Momen (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Momen Bulatan plastik meluncur deras dekat kening kanak-kanak: Adakah padanya rahasia kita terjaga? Hanya air yang mendesir di …

Puisi: Anima Mundi (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Anima Mundi Gerah. Terperangah aku lengah Terbayang kaki kering perempuan Yang terayun. Yang terbanting belulangnya Dan berderak berkel…

Puisi: Menjaring Angin (Karya Anthony Sutanto Atmaja)

Menjaring Angin Sepertinya aku akan menjaring angin dari setiap mata arah lalu aku tuangkan dalam nafas, dalam gerak angan agar meniupk…

Puisi: Rubayat (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Rubayat Hutan gugur itu terus-menerus melepaskan daun-daunnya ke arah musim yang hampir mati. Ada selembar: hampir, bisikmu. Tapi lih…
© Sepenuhnya. All rights reserved.