Postingan

Puisi: La Condition Humaine (Karya Gunoto Saparie)

La Condition Humaine siapakah sebenarnya kita? sendirian mengarungi lautan tak punya siapa-siapa dan apa-apa tak punya harapan meski jauh berjalan mu…

Puisi: Senandung Air Tanah (Karya Diah Hadaning)

Senandung Air Tanah Mendengar senandung murung mengalir di bawah lahan-lahan hanyut lewati banyak jembatan…

Puisi: Saat Pulang (Karya Diah Hadaning)

Saat Pulang Seseorang tersesat mencari jalan pulang karena tak menemukan kembali tanda-tanda alam pernah d…

Puisi: Veteran (Karya Joko Pinurbo)

Veteran Sehabis merumput di atas kepalaku, selalu ia tanyakan: “Mau dicukur rambut yang lain?” “Jangan,” aku…

Puisi: Sehelai Daun Ayat (Karya Munawar Syamsuddin)

Sehelai Daun Ayat Roh daun gugur sebelum kematian Dibatalkan gerbang surge hak milik penamaan Gelisah rentan tong-tong gudang minuma…

Puisi: Kota Sunyi (Karya Joshua Igho)

Kota Sunyi Kota tua, sunyi tak berpenghuni sepenuh hari adalah temaram sesekali tampak sekelebat bayangan …

Puisi: Menyeka Segala Luka (Karya Joshua Igho)

Menyeka Segala Luka Luka di sekujur tubunya darah menetes serupa anak sungai tersuruk di tepi telaga d…

Puisi: Bingkai Rindu (Karya Joshua Igho)

Bingkai Rindu Aku ingin meraut kenangan dari ranting-ranting peristiwa dari sebaris doa yang pernah kita…

Puisi: Ritus Matahari (Karya Dimas Arika Mihardja)

Ritus Matahari Setiap pagi, matahari mandi di telaga warna. Ia mengambang di atas riak dan ombak lalu menyel…

Puisi: Ranjang Ibu (Karya Dimas Arika Mihardja)

Ranjang Ibu (: Balai Sidang Senayan) Ranjang ibu semakin memanjang dan mengejang, anak pertama, nurani, si…
© Sepenuhnya. All rights reserved.