Puisi: Balada Lelaki dari Pulau Muna (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Balada Lelaki dari Pulau Muna" menggambarkan perjalanan spiritual seorang lelaki yang mencari makna hidup dan hubungan yang lebih dalam ...
Balada Lelaki dari Pulau Muna

Lelaki dari telatah timur
terus memikir
terus berdzikir
siratan gelisah dahsyat dalam jiwa
saat sadari jalan 'nuju ke dunia
: tak bisa direka-reka
semua oleh kehendak-Nya.

Lelaki dari pulau Muna
ada matahari bersinar dalam dada
ada dawai malaikat dalam jiwa
terus melangkah memasuki ruang dan waktu
menghitung jejak tanpa angka
ada tanya tak pernah terjawab
tentang dosa
tentang sorga
tentang neraka
segala berubah ia tahu
tak harus ada target ia tahu
sementara proses jadi bagian dari hidup
gesekan dan benturan
saling menyapa siang dan malam.

Suatu malam kudengar desisnya
di antara desau angin kota budaya
: aku mata air mengalir, menderas
aku tak pernah simpan kitab
kitabku kehidupan guruku alam semesta
kini aku segala bagian getar di udara.

Wisma Seni, Solo, Maret 2003

Analisis Puisi:
Puisi "Balada Lelaki dari Pulau Muna" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang mempersembahkan gambaran tentang perjalanan spiritual dan pencarian makna seorang lelaki dari Pulau Muna. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imajinatif, puisi ini mengeksplorasi tema-tema yang mendalam, seperti keberadaan manusia di alam semesta, pencarian makna hidup, dan hubungan dengan yang Ilahi.

Pencarian Spiritual dan Kehadiran Ilahi: Puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual seorang lelaki dari Pulau Muna yang terus memikirkan dan berdzikir, merenungkan keberadaannya di dunia ini. Ada kesadaran yang mendalam tentang kehendak Ilahi dan takdir yang mengatur segalanya. Lelaki ini merasa ada matahari yang bersinar dalam dadanya, menandakan kehadiran Ilahi yang menginspirasi dan memberi kekuatan pada dirinya.

Pemahaman tentang Kehidupan dan Alam Semesta: Dalam puisi ini, lelaki dari Pulau Muna memandang kehidupan sebagai sebuah kitab yang mengajarkan banyak hal. Baginya, alam semesta adalah guru sejati yang mengajarkan tentang kehidupan, dosa, sorga, dan neraka. Dia memahami bahwa segala sesuatu berubah dan bahwa proses adalah bagian alami dari kehidupan.

Eksistensi dan Identitas: Lelaki ini menegaskan eksistensinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta. Dia tidak menyimpan kitab di sampingnya, karena kitabnya adalah kehidupan dan alam semesta itu sendiri. Dia merasa menjadi bagian dari getaran yang ada di udara, menunjukkan perasaan yang dalam akan hubungan yang luas antara manusia dan alam semesta.

Simbolisme Alam dan Spiritualitas: Puisi ini menggunakan banyak simbol alam, seperti matahari, angin, dan air, untuk mengekspresikan dimensi spiritualitas dan pencarian makna. Matahari, sebagai sumber cahaya dan kehangatan, mewakili kehadiran Ilahi dalam diri manusia. Desau angin dan aliran air melambangkan keberadaan yang abadi dan aliran kehidupan yang tak terputus.

Perenungan dan Refleksi: Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung dan merefleksikan makna hidup, eksistensi, dan hubungan dengan yang Ilahi. Melalui perjalanan spiritual lelaki dari Pulau Muna, pembaca diingatkan tentang pentingnya mencari makna yang lebih dalam dalam kehidupan dan menjalin hubungan yang lebih mendalam dengan alam semesta dan penciptanya.

Puisi "Balada Lelaki dari Pulau Muna" adalah sebuah karya yang penuh dengan makna dan refleksi. Diah Hadaning berhasil menggambarkan perjalanan spiritual seorang lelaki yang mencari makna hidup dan hubungan yang lebih dalam dengan alam semesta dan keberadaan yang Ilahi. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan simbolisme alam yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi, keberadaan, dan makna hidup yang lebih dalam.

Puisi: Balada Lelaki dari Pulau Muna
Puisi: Balada Lelaki dari Pulau Muna
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.