Puisi: Bulan Tertusuk Lalang (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Bulan Tertusuk Lalang", D. Zawawi Imron membawa pembaca ke dalam kesejukan malam yang penuh keindahan dan ketentraman. Suara alam, gambaran ...
Bulan Tertusuk Lalang


Bulan rebah
angin lelah di atas kandang.

Cicit-cicit kelelawar
menghimbau di ubun bukit
di mana kelak kujemput anak cucuku
menuntun sapi berpasang-pasang.

Angin termangu di pohon asam
bulan tertusuk lalang.

Tapi malam yang penuh belas kasihan
menerima semesta bayang-bayang
dengan mesra menidurkannya
dalam ranjang-ranjang nyanyian.


1978

Sumber: Bulan Tertusuk Lalang (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Bulan Tertusuk Lalang" karya D. Zawawi Imron menghadirkan gambaran malam yang indah dan penuh keheningan. Dengan melibatkan elemen alam, penyair membangun sebuah karya yang merangkum keindahan dan kedamaian malam.

Gambaran Malam yang Hening: Bait pertama puisi dibuka dengan deskripsi malam yang tenang, di mana bulan rebah dan angin lelah menghembus di atas kandang. Ini menciptakan suasana hening dan damai yang seringkali dikaitkan dengan malam. Penyair menggunakan gambaran ini sebagai latar untuk menggambarkan keajaiban malam.

Cicit-Cicit Kelelawar dan Suara Alam: Kehadiran cicit-cicit kelelawar yang menghimbau di ubun bukit menghadirkan unsur kehidupan liar dalam puisi. Suara kelelawar menjadi bagian alam yang hidup di malam hari, menambah nuansa autentik dan natural dari penggambaran malam.

Momen Kelahiran dan Kehidupan: Penyair menyelipkan harapan masa depan dengan menyebutkan bahwa di tempat tersebut kelak akan dijemput oleh anak cucunya. Sapi berpasang-pasang dan ranjang-ranjang nyanyian menciptakan gambaran kehidupan yang terus berlanjut di alam yang damai.

Angin dan Bulan Tertusuk Lalang: Sentuhan kelelahan angin dan bulan yang tertusuk lalang menambah dimensi puisi ini. Tertusuknya bulan oleh lalang mungkin menjadi metafora dari kerapuhan keindahan yang dapat terganggu oleh hal-hal kecil. Namun, malam yang penuh belas kasihan menunjukkan bahwa keindahan alam tetap diterima dan dihargai.

Melalui puisi "Bulan Tertusuk Lalang", D. Zawawi Imron membawa pembaca ke dalam kesejukan malam yang penuh keindahan dan ketentraman. Suara alam, gambaran kelahiran, dan latar malam yang hening membentuk lapisan-lapisan dalam karya ini. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keelokan alam dan bagaimana kehidupan terus berlanjut di dalamnya.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Bulan Tertusuk Lalang
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.