Puisi: Sajak Anak Muda Menyeberang Jalan (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Sajak Anak Muda Menyeberang Jalan" karya Taufiq Ismail menggambarkan kebingungan, kekacauan, dan kebingungan yang dialami oleh ....
Sajak Anak Muda Menyeberang Jalan

Si Toni berdiri di tepi sebuah jalan raya
Debu dikipas dalam campuran asam arang yang tajam
Orang-orang sibuk menanam kabel dalam-dalam
Menyilang pipa air minum dan saluran pemadam kebakaran

Si Toni tengadah dia ke langit
Dan matahari memandangnya dengan garang
Cahaya menyembur seperti logam yang terpanggang
Si Toni cepat mengelak
Perak pijar berhamburan di jalan

Si Toni menyeka pelipisnya
Dengan saputangan agak gombal
Dia masih belum juga bisa menyeberang

Si Toni menghitung macam mobil yang lewat
Empat puluh merek mobil mendesing-desing di jalan raya
Dia berjalan menyusur jendela kaca pertokoan
Empat puluh merek celana dan kemeja biru kusam
Bertepuk tangan padanya
Dia berjalan di tepi deretan butik
Empat puluh nama disainer dunia menggapainya
Di kawasan kesegaran badan dan olahraga
Empat puluh merek tangkai pancing memanggilnya

Si Toni berhenti
Di langit segugus tambang nampak melayang
Bergaris petak-petak bagai bagan teka-teki silang
Bergegar melingkar khatulistiwa
Orang-orang sibuk mengubur kabel dalam-dalam
Agak bertengkar dengan para pengawas banjir tahunan
Yang menggali, menggali dan menggali-gali
Dan menemu reptilia kurus serta luka-luka
Petugas itu bicara di corong:
“Percobaan. Percobaan.
Hallo Indonesia. Percobaan. Percobaan. Over.”

Suara di ujung kabel amat lemahnya
Sembilan digit memang lompatan jauh dalam angka
Ular-ular itu putus ekor. Ekor bergeliatan

“Ini percobaan sembilan digit. Hallo Indonesia. Over.”

Suara serat jerami menyahut di ujung sana

“Ini bukan Indonesia. Ini...
Brrrrp. Nitnot. Gluk. Brrrrp. Nitnot. Gluk.”

Si Toni berhenti di tepi got, memungut
Tiga potong ekor putus-putus, melompat-lompat

“Teka-teki silang ini terlalu mudah diisi,
Juga determinasi toksikologi.”

Si Toni menghirup udara berisi asam arang yang tajam
Dia menengadah ke langit cerah
Matahari membelalak padanya dengan garang
Matahari meludahkan cahaya perak yang pijar
Dia mengelak cepat dan terjatuh
Perak berhamburan dan meleleh di trotoar

Udara semakin panas rasanya
Empat puluh merek alat pendingin berjajar di jendela
Membereskan persoalan udara tropika
Dia bersandar pada pagar kedai obat-obatan
Empat puluh merek obat bersedia membeli penyakitnya
Dia merasa langkahnya makin lambat saja
Empat puluh merek sepeda motor menggerungkan mesinnya.
Si Toni menekan keningnya ke kaca etalase biru tua
Empat ratus merek arloji meneriakkan waktu ke telinganya
Dia terkejut dan menoleh ke belakang
Empat puluh merek antena televisi mencucuki pantatnya
Si Toni merasa pekak gendang telinganya
Empat puluh merek alat perekam meledak dalam bahana

Pelipis Toni berdenyut-denyut
Dia membersihkan sandalnya
Belum juga bisa menyeberang jalan
Orang-orang sibuk mencoba suara mereka
Orang-orang sibuk mengubur kabel telepon dalam-dalam
“Brrp. Nitnot. Gluk. Brrp. Nitnot. Gluk.”
Mereka mengisap udara bercampur asam arang yang tajam
Si Toni melihat ke atas
Dia teriakkan isi petak-petak teka-teki silangnya
Suaranya tenggelam
Segugus tambang terapung-apung indah di angkasa
Bergegar melingkar khatulistiwa

Si Toni berdiri sekarang dan menyeberang
Tiba-tiba dia berserobok matahari
Tiba-tiba matahari mencambukinya dengan garang
Dengan selusin besi cor beton yang panjang
Dari atas meludahi Toni penuh benci cuh-cuh-cuh!
Dengan semburan cairan perak berpijar
Maka Toni luka-luka, gegar, terkapar
Pembuluh-balik betisnya diisap reptilia pelahan
Dia dipapah masuk rumah sakit
Empat puluh hari lamanya.

1981

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Anak Muda Menyeberang Jalan" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang menggambarkan kebingungan, kekacauan, dan kebingungan yang dialami oleh seorang anak muda bernama Toni ketika dia mencoba menyeberang jalan. Puisi ini menggunakan gambaran-gambaran yang kuat dan bahasa yang kaya untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam.

Ketidakpastian dan Kebingungan: Puisi ini menciptakan atmosfer ketidakpastian dan kebingungan sejak awal dengan menggambarkan Toni yang berdiri di tepi jalan raya, tidak yakin cara menyeberang. Ini mencerminkan perasaan kebingungan dan ketidakpastian yang sering dialami oleh generasi muda dalam menghadapi kehidupan dan tantangan di dunia modern.

Gambaran Kehidupan Urban: Penyair menggunakan berbagai gambaran kehidupan perkotaan yang sibuk dan kacau, seperti mobil, butik, dan pusat perbelanjaan, untuk menunjukkan bagaimana anak muda seperti Toni terjebak dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan.

Pertentangan dan Kekacauan: Puisi ini menciptakan gambaran pertentangan dan kekacauan dengan menyebutkan banyak merek-merek dan elemen-elemen yang berbaur dalam kehidupan Toni. Ini mencerminkan bagaimana dunia modern seringkali penuh dengan banyak pilihan dan tekanan yang bertentangan, membuat orang merasa kebingungan dan terjebak.

Kejadian Tragis: Pada akhir puisi, ada kejadian tragis ketika Toni mencoba menyeberang jalan. Ini mencerminkan bagaimana ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam hidup bisa berakhir dengan konsekuensi yang serius. Penggambaran matahari yang mencambuk dan perak yang meleleh menggambarkan ketidakampuan Toni untuk mengatasi tekanan kehidupan modern.

Pesimisme: Puisi ini cenderung pesimis dalam gambaran kehidupan dan tantangan yang dihadapi oleh anak muda. Ini mencerminkan ketidakpastian dan ketidakadilan yang dialami oleh generasi muda dalam menghadapi perubahan sosial dan politik yang cepat.

Puisi "Sajak Anak Muda Menyeberang Jalan" adalah sebuah karya yang kuat dan menggugah. Ini menggambarkan perasaan kebingungan dan ketidakpastian yang sering dialami oleh generasi muda dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks dan penuh tekanan. Puisi ini juga mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kita sebagai masyarakat dapat membantu anak muda menghadapi tantangan-tantangan ini dengan lebih baik.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Sajak Anak Muda Menyeberang Jalan
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.