Puisi: Malam di Pura Kecil (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Malam di Pura Kecil" karya Diah Hadaning adalah karya yang penuh dengan refleksi mendalam tentang perubahan, keraguan, dan spiritualitas ....
Malam di Pura Kecil


Kau merenung dalam kehitaman
sebuah kiamat kecil tiba-tiba
menjadi awal punahnya kepongahan
yang lama bergantungan
di pohon buah kehidupan
kau berpikir antara dogma dan dialektika
adakah kita semua yang tinggal
suatu benih atau pupuk perimbun siksa.

Kau merenung dalam kehitaman
sebuah kiamat kecil tiba-tiba
menjadi awal perjalanan baru
pura kecil pura kenangan
purnama dan doa jadi tembangan.


1981

Analisis Puisi:
Puisi "Malam di Pura Kecil" karya Diah Hadaning adalah karya yang penuh dengan refleksi mendalam tentang perubahan, keraguan, dan spiritualitas. Melalui penggunaan gambaran dan imaji, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan transformasi.

Malam sebagai Metafora Kiamat Kecil: Puisi ini memulai dengan gambaran "Malam di Pura Kecil," yang memberikan kesan suasana yang hening dan penuh misteri. Malam di sini mungkin bukan hanya merujuk pada waktu hari, tetapi juga dapat diartikan sebagai metafora untuk situasi yang gelap dan tak terduga dalam hidup. "Sebuah kiamat kecil tiba-tiba" menggambarkan perubahan yang tidak terduga yang dapat mengubah segalanya.

Pupuk Siksa dan Perjalanan Baru: Penyair menggambarkan pertentangan antara "dogma dan dialektika," yang mungkin mencerminkan konflik antara keyakinan tradisional dan pemikiran kritis. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah manusia yang tersisa hanyalah "benih atau pupuk perimbun siksa." Ini menciptakan gambaran tentang akhir yang menyakitkan dan perenungan tentang nasib setelah kehancuran.

Namun, penyair juga menyiratkan kemungkinan positif dari perubahan ini. "Sebuah kiamat kecil tiba-tiba / menjadi awal perjalanan baru," menggambarkan bagaimana kehancuran dapat membawa kesempatan untuk perubahan dan pertumbuhan. Pura kecil menjadi simbol harapan baru, tempat untuk mengingat kenangan dan mencari kebijaksanaan.

Purnama dan Doa sebagai Penimbang: Puisi ini mengakhiri dengan menggambarkan purnama dan doa sebagai "tembangan." Purnama, sebagai simbol kebulatan dan kelengkapan, mungkin menggambarkan keselarasan atau keseimbangan yang dicari setelah kiamat kecil. Doa, di sisi lain, merupakan upaya untuk mencari bimbingan dan makna dalam menghadapi perubahan dan tantangan.

Puisi "Malam di Pura Kecil" oleh Diah Hadaning adalah sebuah refleksi tentang perubahan, spiritualitas, dan pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi. Melalui penggunaan gambaran dan imaji yang kuat, puisi ini menggambarkan bagaimana perubahan dan perenungan tentang makna hidup dapat mengubah pandangan kita terhadap dunia dan diri kita sendiri. Dalam keseluruhan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang perjalanan hidup yang penuh dengan transformasi dan pencarian akan makna yang lebih dalam.

"Puisi: Malam di Pura Kecil (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Malam di Pura Kecil
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.