Puisi: Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana" karya Diah Hadaning menggambarkan kerinduan, penghargaan, dan pengorbanan seorang ayah terhadap ...
Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana

Angin pagi Agustus ringan berhembus
kabarkan cerita lama tentang bapa
hilang bersama badai perang kemerdekaan
bapaku lelaki bukit padas
dari timur, semangat ruh jagad
lelaki dari langit
mulut simpan kata-kata wingit
kurindukan kehadirannya
setiap pagi agustus tiba
tapi dia tak pernah kembali
hati berkata
bapa telah menyatu pada bumi.

Pagi berangin mentari di pucuk randu
bapa bicara pada semesta:
anakku perempuan cilik
mata bening hati akik
kelak dia kuat bak Kalinyamat
kelak dia mengerti bak Kartini
kelak kutitipkan hari-hari
getar nafas perjuangan
sejak itu bapa hilang
kutanam prasasti di padang-padang
sambil menghitung-hitung bintang
kukirim tembang.

Bogor, 1995

Analisis Puisi:

Puisi "Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana" karya Diah Hadaning menggambarkan kerinduan, penghargaan, dan pengorbanan seorang ayah terhadap anak perempuannya.

Tema Sentimen dan Kerinduan: Puisi ini menciptakan suasana yang sarat dengan sentimen dan kerinduan, terutama dari sudut pandang seorang anak perempuan terhadap ayahnya yang telah tiada. Pemilihan kata-kata yang puitis dan gambaran alam yang indah menggambarkan kehilangan yang dirasakan oleh sang anak.

Simbolisme Alam: Penyair menggunakan elemen alam, seperti angin pagi, kabut, dan matahari, untuk menciptakan latar belakang yang kaya akan atmosfir dan emosi. Angin pagi Agustus, misalnya, mewakili kehadiran lembut sang ayah yang terus diingat dan dirindukan oleh anak perempuannya.

Penghargaan terhadap Ayah: Puisi ini juga mengungkapkan penghargaan yang mendalam terhadap peran ayah dalam kehidupan anak perempuannya. Ayah digambarkan sebagai figur yang penuh semangat, bijaksana, dan memiliki harapan besar terhadap masa depan anaknya.

Warisan Perjuangan: Melalui ungkapan sang ayah, puisi ini juga menyoroti pentingnya warisan perjuangan yang ditinggalkan bagi anak perempuan. Sang ayah percaya bahwa anaknya akan tumbuh menjadi sosok yang kuat dan penuh pengertian, seperti Kalinyamat dan Kartini, dua tokoh perempuan inspiratif dalam sejarah Indonesia.

Prasasti Cinta dan Tembang: Penyair menggunakan prasasti di padang-padang sebagai metafora untuk keabadian cinta dan pengorbanan sang ayah. Tembang yang dikirim oleh sang anak juga menjadi simbol dari kesetiaan dan penghargaan yang tak terhingga terhadap sang ayah yang telah tiada.

Puisi "Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana" karya Diah Hadaning merupakan sebuah penghormatan terhadap ayah dan hubungan antara seorang ayah dan anak perempuannya. Dengan menggunakan simbolisme alam, penghargaan, dan warisan perjuangan, puisi ini menggambarkan kerinduan yang mendalam dan kesetiaan yang abadi antara keduanya.

Puisi: Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana
Puisi: Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.