Puisi: Bayi di dalam Kulkas (Karya Joko Pinurbo)

Puisi: Bayi di dalam Kulkas Karya: Joko Pinurbo
Bayi di dalam Kulkas


Bayi di dalam kulkas lebih bisa mendengarkan
pasang-surutnya angin, bisu-kelunya malam
dan kuncup-layunya bunga-bunga di dalam taman.

Dan setiap orang yang mendengar tangisnya
mengatakan: “Akulah ibumu. Aku ingin menggigil
dan membeku bersamamu.”

“Bayi, nyenyakkah tidurmu?”
“Nyenyak sekali, Ibu. Aku terbang ke langit
ke bintang-bintang ke cakrawala ke detik penciptaan
bersama angin dan awan dan hujan dan kenangan.”
“Aku ikut. Jemputlah aku, Bayi.
Aku ingin terbang dan melayang bersamamu.”

Bayi tersenyum, membuka dunia kecil yang merekah
di matanya, ketika Ibu menjamah tubuhnya
yang ranum, seperti menjamah gumpalan jantung dan hati
yang dijernihkan untuk dipersembahkan di meja perjamuan.

“Biarkan aku tumbuh dan besar di sini, Ibu.
Jangan keluarkan aku ke dunia yang ramai itu.”

Bayi di dalam kulkas adalah doa yang merahasiakan diri
di hadapan mulut yang mengucapkannya.


1995

Sumber: Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007)

"Puisi: Bayi di dalam Kulkas (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Bayi di dalam Kulkas
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.