Puisi: Celurit Emas (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi: Celurit Emas Karya: D. Zawawi Imron
Celurit Emas


roh-roh bunga yang layu sebelum semerbak itu mengadu ke hadapan celurit yang ditempa dari jiwa, celurit itu hanya mampu berdiam, tapi ketika tercium bau tangan.
                yang
                pura-pura mati dalam terang dan
                bergila dalam gelap
ia jadi mengerti: wangi yang menunggunya di seberang. Meski ia menyesal namun gelombang masih ditolak singgah ke dalam dirinya.

nisan-nisan tak bernama tersenyum karena celurit itu akan menjadi taring langit, dan matahari akan mengasahnya pada halaman-halaman kitab suci.

celurit itu punya siapa?
amin!


Sumber: Segugus Percakapan Cinta di Bawah Matahari (2017)

Analisis Puisi:
Berikut adalah beberapa hal menarik dari puisi "Celurit Emas" karya D. Zawawi Imron:
  1. Kontras antara layu dan semerbak: Puisi ini menggambarkan roh-roh bunga yang layu sebelum semerbak. Kontras ini menciptakan perasaan kehidupan yang hilang dan potensi yang belum terwujud. Celurit emas, yang mewakili kekuatan dan kekuasaan, menjadi tempat keluhan roh-roh bunga tersebut.
  2. Makna simbolis celurit: Celurit dalam puisi ini digambarkan sebagai alat yang tercipta dari jiwa dan memiliki kekuatan mistis. Celurit ini berperan sebagai penghubung antara dunia nyata dan gaib, serta memiliki kemampuan untuk menghadapi kegelapan dan terang. Celurit juga diasosiasikan dengan taring langit yang akan mengasahnya pada kitab suci, mencerminkan pentingnya kekuatan spiritual dan keagamaan.
  3. Perjalanan pemahaman: Puisi ini menggambarkan perjalanan pemahaman celurit terhadap wangi yang menunggunya di seberang. Meskipun ia menyesal, celurit tersebut menerima gelombang yang menolaknya dan memahami tujuan akhirnya. Ini mencerminkan pemahaman akan takdir dan tujuan yang lebih besar, meskipun harus melewati perjalanan yang sulit.
  4. Masa depan dan ketidakpastian: Puisi ini menyiratkan harapan bahwa celurit emas akan menjadi taring langit dan memiliki peran yang penting dalam dunia spiritual. Namun, penegasan "celurit itu punya siapa?" menghadirkan ketidakpastian dan pertanyaan tentang tujuan sebenarnya dari celurit tersebut.
  5. Akhir yang penuh harapan: Penutup puisi dengan kata "amin!" menunjukkan harapan atau doa bahwa semua yang disampaikan dalam puisi ini akan terwujud. Hal ini menciptakan perasaan optimisme dan keyakinan akan tujuan dan peran celurit emas tersebut.
Puisi ini menarik karena menggambarkan perjalanan spiritual dan memiliki elemen simbolis yang kaya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan, perjalanan pemahaman, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Celurit Emas
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.