Puisi: Naik-Naik (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Naik-Naik" karya Amir Hamzah menggambarkan perjalanan spiritual seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan mencari makna yang lebih dalam.
Naik-Naik

Membubung badanku, melambung, mengawan
naik, naik, tipis-rampis, kudus halus
melayang-terbang, mengembang-kembang
menyerupa-rupa merona-warni langit-lazwardi.

Bertiup badai merentak topan
larikan daku hembuskan badan
tepukkan daku ke puncak tinggi
ranggitkan daku kelengkung pelangi ...

Tenang-tenang anginku sayang
tinggalkan badan di lengkung benang
reda-reda badaiku dalam
ulikkan sepoi sunyikan dendam.

Biarkan daku tinggal di sini
sentosa diriku di sunyi sepi
tiada berharap tiada meminta
jauh dunia di sisi dewa.

Sumber: Buah Rindu (1941)

Analisis Puisi:
Amir Hamzah (1911-1946) adalah seorang penyair terkenal dari Indonesia yang menulis dalam bahasa Melayu. Karyanya sering menggambarkan romantisme, alam, spiritualitas, serta kehidupan sehari-hari masyarakat. Puisi "Naik-Naik" merupakan salah satu puisi yang menunjukkan kedalaman batin dan pencarian makna hidup.

Struktur dan Gaya Bahasa
  • Pemilihan Kata: Puisi ini menggunakan kata-kata yang kuat dan menggambarkan perjalanan spiritual atau metafora tentang kehidupan.
  • Imajeri yang Kuat: Amir Hamzah menggambarkan perjalanan spiritual dengan imaji naik ke langit, melayang, dan mengembang seperti pelangi. Ini menciptakan citra yang indah dan mengesankan.
  • Personifikasi Angin: Angin di puisi ini disajikan sebagai sosok yang penuh kasih sayang, yang merangkul dan menenangkan pelukannya.
  • Rima dan Ritme: Puisi ini memiliki rima yang konsisten dan ritme yang mengalir, menambah keindahan dari karya tersebut.
Analisis Tematik
  • Pencarian Spiritualitas: Puisi ini mencerminkan pencarian spiritual yang mendalam, yang tercermin dari perjalanan naik ke langit. Ini bisa diartikan sebagai upaya untuk mencapai kedamaian batin atau pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan alam semesta.
  • Perlawanan terhadap Badai Hidup: Meskipun menghadapi badai dan topan, sang pelaku tetap berusaha naik dan melayang. Hal ini dapat diartikan sebagai perlawanan terhadap kesulitan hidup dan semangat untuk terus maju, tidak peduli seberapa sulit situasi tersebut.
  • Kesunyian dan Ketenangan: Meskipun naik ke puncak, sang pelaku menemukan ketenangan dalam kesunyian dan kesepian. Ini mencerminkan kebutuhan akan refleksi diri dan ketenangan batin, yang sering kali ditemukan dalam momen-momen sunyi.
Puisi "Naik-Naik" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan spiritual seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan mencari makna yang lebih dalam. Dengan imaji yang indah dan kata-kata yang bermakna, puisi ini menawarkan pembaca sebuah perjalanan melalui kegelapan menuju cahaya, melalui badai menuju kedamaian batin.

Amir Hamzah
Puisi: Naik-Naik
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.