Puisi: Catatan Kereta Malam Tegal-Jakarta (Karya Diah Hadaning)

Puisi: Catatan Kereta Malam Tegal-Jakarta Karya: Diah Hadaning
Catatan Kereta Malam Tegal-Jakarta


Mozaik-mozaik kuusung dalam gerbong kereta malam
'nuju Jakarta diam-diam tanpa luapan
terbawa serta penggalan sapa sempat hangatkan
udara malam di aula dan trotoar
segalanya mengalir bersama deru semakin barat
mozaik tercabik ingin kutisik dalam gerbong yang berisik
pal-pal tertinggal di ingatan ada yang tanggal
angin dari jendela membuat nafas tersenggal
seperti kudengar suara, apa yang kau cari Diha
harus tak harus menjawabnya karena setiap mengusapi
hati yang rindu segala serba tertata sesuai aturannya

terlalu banyak harus ditata sementara kaki terus
ditekukkan dan kereta terus dilajukan
tetap tak kan jadi sempurna karena seperti roda-roda kereta
hidup dan peristiwa menggelinding berputar dan tak henti
obsesi menjadi mimpi dan senyum mitra jadi pelangi
segalanya menjadi lebih dan rasa seakan tak pernah
tergusur waktu meski di sekitar kita gusur-menggusur
telah menjadi cerita lucu
sementara air mata ditelan kembali
dan ujung kebaya diremas sendiri
aku berpikir sampai di mana - tiba-tiba kereta berhenti
di stasiun yang aku tak merasa perlu tahu atau mengerti
aku tak ingin kehilangan segala tengah berseliweran
wajah-wajah yang tertinggal menit-menit yang terpenggal
seakan mengunci segala pintu dan jendela
kereta berangkat mengejar arah memburu pagi
di antara deru tiba-tiba aku mengerti.


Tegal-Jakarta, Agustus, 1994

"Puisi: Catatan Kereta Malam Tegal-Jakarta (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Catatan Kereta Malam Tegal-Jakarta
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.