Puisi: Kematian Kepompong (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Kematian Kepompong" karya Dorothea Rosa Herliany menggambarkan pengalaman manusia dalam menghadapi kematian dan mencari makna dalam ...
Kematian Kepompong

Engkau ikut dalam arak-arakan itu. menuju
rumah cinta yang tak berpintu. aku yang mengusung
dan kita gali liang buat diri sendiri. doa-doa lupa
dibacakan: tiba-tiba terucapkan amin yang
berkepanjangan.

Engkau melayat: tubuhmu sendiri, tersesat, saat
bertapa. tetapi pesta memang teramat sederhana.

kita berdua minggir ke sudut-sudut, dan bercakap
entah apa. tiba-tiba kita bercinta. bersetubuh
dengan kekosongan, alangkah sia-sia. kubelit
nafasmu dengan juntaian rambut dari ludahku.
tetapi kita bercinta: melengkapkan kenikmatan
senggama. sebelum musim berziarah keburu tiba.

kita berdua minggir. sampai tepi yang paling tepi.
dan engkau tersesat saat bertapa. tiba-tiba. tapi,
sungguh, kita sempat bercinta: dalam temparatur yang gila!

1991

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Kematian Kepompong" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema kematian dan kehidupan melalui metafora cinta dan kelepasan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan kematian melalui lapisan-lapisan makna yang kompleks.

Metafora Kematian dan Kehidupan: Penyair menggunakan metafora kematian sebagai kelepasan dari kehidupan yang terbatas. Arak-arakan menuju "rumah cinta yang tak berpintu" menciptakan gambaran tentang perjalanan rohani menuju kebebasan dari batasan fisik dan duniawi.

Kehidupan di Antara Kematian: Puisi ini menggambarkan kehidupan dan kematian sebagai dimensi yang saling melengkapi. Meskipun menghadapi kematian, ada pengalaman cinta dan keintiman yang dialami di antara proses tersebut. Ini menyoroti kompleksitas emosi manusia dalam menghadapi kematian dan mencari makna dalam kehidupan.

Cinta dan Kelepasan: Penyair mengeksplorasi hubungan antara cinta dan kelepasan dalam konteks kematian. Meskipun kedua tokoh dalam puisi menghadapi kematian, mereka menemukan momen keintiman yang unik di antara kehampaan dan kekosongan. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana cinta dan kelepasan dapat ditemukan bahkan di tengah-tengah kematian.

Sia-Sia dan Temparatur yang Gila: Puisi ini mengeksplorasi konsep kekosongan dan sia-sia dalam konteks cinta dan kehidupan. Meskipun hubungan antara kedua tokoh terlihat sia-sia dan kosong, ada momen-momen keintiman yang memberi makna pada kehidupan mereka. Temparatur yang gila menciptakan gambaran tentang intensitas dan kegilaan dari pengalaman cinta dan kehidupan.

Puisi "Kematian Kepompong" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah perjalanan melalui kompleksitas kehidupan, kematian, cinta, dan kelepasan. Dengan penggunaan bahasa yang kaya akan imaji dan metafora, penyair berhasil menggambarkan pengalaman manusia dalam menghadapi kematian dan mencari makna dalam kehidupan dan cinta. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan kematian, serta hubungan yang terjalin di antara keduanya.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Kematian Kepompong
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.