Puisi: Layang-Layang (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Layang-Layang" karya Joko Pinurbo menggambarkan elemen nostalgia, kehilangan, dan kehidupan yang berubah sepanjang waktu.
Layang-Layang


Dulu pernah kau belikan aku sebuah layang-layang
pada hari ulang tahun.
Aku pun bersorak sebagai kanak-kanak
tapi hanya sejenak.

Sebab layang-layang itu kemudian hilang,
entah ke mana ia terbang.
Seperti aku pun tak pernah tahu kapan kau hilang
dan kembali 'ku temu.
Lehermu masih hangat meskipun selalu dikikis waktu.

Sekarang umur pun tak pernah lagi dirayakan
selain dibasah-kuyupkan di bawah hujan.
Tapi kutemukan juga layang-layang itu di sebuah dahan
meskipun tanpa benang dan tinggal robekan.
Aku ingin berteduh di bawah pohon yang rindang.


1980

Analisis Puisi:
Puisi "Layang-Layang" karya Joko Pinurbo adalah karya sastra yang menggambarkan elemen nostalgia, kehilangan, dan kehidupan yang berubah sepanjang waktu.

Nostalgia dan Kehilangan: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan kenangan masa kecil, di mana pembicara mendapatkan layang-layang sebagai hadiah ulang tahun. Layang-layang ini mewakili masa kecil dan kebahagiaan, yang sekarang telah hilang. Ketika layang-layang itu hilang, sama halnya dengan kehilangan seseorang yang dicintai. Ini menggambarkan perasaan nostalgia dan kehilangan.

Perubahan dan Penuaan: Puisi ini menyiratkan bahwa pembicara telah mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Saat ini, mereka tidak lagi merayakan ulang tahun dengan semangat seperti dulu. Ini menggambarkan perubahan dalam pandangan hidup dan prioritas seiring bertambahnya usia. Leher yang "selalu dikikis waktu" adalah metafora untuk penuaan.

Pencarian Identitas dan Ketenangan: Pembicara menemukan layang-layang itu lagi, meskipun dalam kondisi yang berubah. Meskipun tanpa benang dan telah robek, layang-layang tersebut tetap memiliki makna. Ini bisa diartikan sebagai pencarian pembicara untuk menemukan identitasnya yang hilang atau perubahan dalam pandangan hidupnya. Ia ingin "berteduh di bawah pohon yang rindang," yang mungkin merupakan metafora untuk mencari kedamaian dan makna dalam perubahan dan kehilangan.

Siklus Hidup: Puisi ini menggarisbawahi siklus hidup, perubahan, dan perasaan nostalgia yang sering muncul seiring bertambahnya usia. Layang-layang, yang mewakili kenangan masa kecil, telah berubah seiring waktu, seperti halnya pembicara. Namun, dalam perubahan itu, masih terdapat elemen yang bisa memberikan ketenangan.

Puisi ini merangkai perasaan nostalgia, kehilangan, dan perubahan dalam hidup manusia. Ini menggambarkan bagaimana kita bisa menemukan kedamaian dan makna dalam perubahan, bahkan ketika kenangan masa kecil dan masa lalu telah hilang atau berubah.

"Puisi: Layang-layang (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Layang-Layang
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.