Puisi: Persetujuan (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Persetujuan" karya Taufiq Ismail menggambarkan momen penting di mana individu atau kelompok setuju untuk menghadapi tantangan sejarah dengan ..
Persetujuan

Momentum telah dicapai. Kita
Dalam estafet amat panjang
Menyebar benih ini di bumi
Telah sama berteguh hati

Adikku Kappi, engkau sangat muda
Mari kita berpacu dengan sejarah
Dan kini engkau di muka.

1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Persetujuan" karya Taufiq Ismail menggambarkan momen persetujuan dan keberanian dalam menghadapi tantangan sejarah.

Persetujuan dan Keberanian: Puisi ini menciptakan suasana persetujuan dan keberanian di tengah momen yang penting dan bersejarah. Penekanan pada kata "Momentum telah dicapai" menunjukkan bahwa ada kesepakatan untuk melangkah maju, meskipun mungkin ada ketidakpastian atau tantangan di depan.

Estafet dan Kelangsungan: Metafora "Dalam estafet amat panjang" menggambarkan keberlanjutan perjuangan atau pencapaian yang sudah dimulai sebelumnya. Ini mencerminkan pemahaman bahwa generasi sekarang adalah bagian dari rantai panjang peristiwa sejarah yang terus berlanjut.

Penanaman Benih di Bumi: Baris "Menyebar benih ini di bumi" menciptakan gambaran tentang penanaman ide, nilai, atau tujuan yang dimiliki oleh generasi sekarang. Penanaman benih ini bisa menjadi metafora untuk upaya memperbaiki dunia atau menciptakan perubahan positif.

Solidaritas dan Persaudaraan: Ketika penyair menyebut "Adikku Kappi," tergambarlah ikatan emosional dan persaudaraan di antara individu yang terlibat dalam momen ini. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak sendiri dalam perjuangan mereka; mereka memiliki dukungan dan solidaritas satu sama lain.

Panggilan untuk Bertindak: Dengan mengajak "adik"nya untuk berpacu dengan sejarah, penyair menggarisbawahi pentingnya aksi dan partisipasi aktif dalam menentukan arah masa depan. Ini juga menyoroti kebutuhan akan generasi muda untuk melangkah maju dan mengambil peran dalam membentuk dunia mereka.

Keterbukaan terhadap Masa Depan: Puisi ini ditutup dengan ungkapan "Dan kini engkau di muka," menunjukkan bahwa masa depan terbuka dan penuh dengan potensi. Ini memberikan harapan dan keyakinan bahwa, meskipun tantangan mungkin ada, ada kemampuan untuk menghadapinya dengan keberanian dan tekad.

Puisi "Persetujuan" karya Taufiq Ismail menggambarkan momen penting di mana individu atau kelompok setuju untuk menghadapi tantangan sejarah dengan keberanian dan tekad. Dengan menggunakan metafora yang kuat dan bahasa yang sederhana, puisi ini menginspirasi pembaca untuk mengambil bagian aktif dalam perubahan dan perkembangan masa depan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Persetujuan
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.