Puisi: Aku, Muria dan Laparku (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Aku, Muria, dan Laparku" menghadirkan gambaran yang sederhana namun dalam tentang hubungan manusia dengan alam dan pertimbangan moral yang ....
Aku, Muria dan Laparku

Ketika IBU lapar
kuberikan jua
darah dan tulangku
Ketika BAPA lapar
kupersembahkan
nurani dan zadku
Ketika teknologi lapar
tiba-tiba aku gagu
ketika alam lapar?

Jepara, Mei 1995

Analisis Puisi:

Puisi "Aku, Muria, dan Laparku" karya Diah Hadaning menghadirkan narasi yang sederhana namun mendalam tentang hubungan manusia dengan alam dan pertimbangan moral.

Relasi Manusia dengan Alam: Puisi ini menggambarkan hubungan kompleks antara manusia dengan alam. Di tengah kebutuhan akan pemuasan lapar, baik itu secara fisik maupun spiritual, puisi ini menyoroti bagaimana manusia bersinggungan dengan alam dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

Simbolisme Lapar: Ketika puisi menyebutkan tentang lapar, hal itu tidak hanya mencakup kebutuhan fisik akan makanan, tetapi juga kebutuhan emosional, spiritual, dan bahkan teknologis. Lapar di sini bisa diartikan sebagai kekosongan, kekurangan, atau bahkan keinginan untuk lebih banyak hal dalam kehidupan.

Pengorbanan: Puisi ini menggambarkan pengorbanan yang dilakukan oleh individu terhadap kebutuhan orang lain. Pengorbanan tersebut bisa berupa pemberian darah dan tulang kepada ibu, nurani dan zat kepada ayah, yang menggambarkan kesetiaan dan pengabdian dalam hubungan keluarga.

Refleksi Moral: Puisi ini mengajukan pertanyaan moral tentang bagaimana manusia merespons kebutuhan alam. Saat teknologi dan kemajuan materi membutuhkan perhatian, apakah manusia lupa untuk memenuhi kebutuhan alam? Pertanyaan ini mengundang pembaca untuk merenungkan kembali prioritas dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Keterbatasan Manusia: Puisi ini juga menyoroti keterbatasan manusia dalam menghadapi kebutuhan alam. Meskipun manusia memiliki kebijaksanaan dan teknologi, ada saat-saat di mana manusia merasa gagu atau kebingungan dalam menyikapi kebutuhan alam yang mungkin tidak bisa dipenuhi dengan cara-cara konvensional.

Puisi "Aku, Muria, dan Laparku" menghadirkan gambaran yang sederhana namun dalam tentang hubungan manusia dengan alam dan pertimbangan moral yang melingkupinya. Dengan menggambarkan pengorbanan, refleksi moral, dan keterbatasan manusia, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan kembali posisi dan tanggung jawab manusia terhadap alam dan lingkungannya.

"Puisi: Aku, Muria dan Laparku (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Aku, Muria dan Laparku
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.