Puisi: Nyanyian Pembebasan (Karya Diah Hadaning)

Puisi: Nyanyian Pembebasan Karya: Diah Hadaning
Nyanyian Pembebasan


Pimperpel hitam berbunga biru
tanaman kecil yang muncul di ladang jagung itu
telah tumbuh jadi pohon lebih tinggi dari harapan
bunganya aroma udara segala musim tanah Afrika
Rolihhala Dalibhunga bapak dari segala anak
telah tercatat hari-hari paling mashur dalam umur
dan banyak tangis, getir para martir
pada dinding-dinding penjara Robben dan Paarl
dikatakannya pada anak-anak yang tinggal jauh
tahukah kamu tiada tiada pengadilan mampu
memasang getar harapan dan denyut jantung
karena sungai darah bermuara pada
masa kanak penuh harmoni di silamnya Transkei
sebuah koral putih di tanah hitam.

senyum langit telah turun
semburat pada wajah lelah kembali rekah
bahkan mortir dan bayonet tak mampu
meredam suara angin bangkit
di jalan-jalan kota
di ladang-ladang tua
di hutan-hutan purba
Afrika semarak merah kesumba
dalam binar mata orang-orang yang mengalirkan cinta
perjuangan dan kesaksian 
dalam warna hitam hijau keemasan di tubuh
perempuan dalam hujan menyanyikan :
lelaki kami telah pulang!


Jakarta, Februari 1990


"Puisi: Nyanyian Pembebasan (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Nyanyian Pembebasan
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.