Puisi: Rick dari Corona (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Rick dari Corona" karya W.S. Rendra menggambarkan kehidupan di New York City, menyelipkan kerumitan hubungan dan identitas di tengah ...
Rick dari Corona


(Di Queenz Plaza
di stasion trem bawah tanah
ada tulisan di satu temboknya:
"Rick dari Corona telah di sini.
Di mana engkau, Betsy?")

Ya.
Rick dari Corona telah di sini.
Di mana engkau, Betsy?

- Akulah Betsy
Ini aku di sini.
Betsy Wong dari Jamaica.
Kakek buyutku dari Hongkong.
Suamiku penjaga elevator
Pedro Gonzales dari Puertorico
suka mabuk dan suka berdusta.
Kalau ingin ketemu, telepon saja aku.
Pagi hari aku kerja di pabrik roti
Selasa dan Kamis sore
aku miliknya Mickey Ragolsky
si kakek Polandia
yang membayar sewa kamarku.
Cobalah telpon hari Rabu.

Jangan kuatirkan suamiku.
Ia akan pura-pura tak tahu.
O, ya, sebelum lupa:
dua puluh dollar ongkosnya.

Betsyku bersih dan putih sekali
lunak dan halus bagaikan karet busa.
Rambutnya mewah tergerai
bagai berkas benang-benang rayon warna emas.
Dan kakinya sempurna.
Singsat dan licin
bagaikan ikan salmon

(Rick dari Corona
di perut kota New York
memandang kanan kiri
sambil minum jeruk soda)

Betsy.
Di mana engkau, Betsy?
- Ini, Betsy Hudson di sini.
aku merindukan alam hijau
tapi benci agraria.
Aku percaya pada dongeng aneka ragam
Aku percaya pada benua Atlantis.
Dan juga percaya bahwa hidup di bulan
lebih baik dari hidup di bumi.
Pada politik aku tak percaya.
Namaku Betsy.
Memang.
Tapi kita tak mungkin ketemu
Siang hari aku kerja jadi akuntan.
Malam hari aku suka nulis buku harian.
Untuk merias diri
memelihara rambut dan kuku
telah pula memakan waktu.
Namaku Betsy.
Cantik
Aku suka telanjang di depan kaca.
Aku benci lelaki.

(Dengan mobil sport dari Inggris
Rick dari Corona
mengitari kota New York
berkacamata hitam sekali.
Melanggar aturan lalu lintas
ia disetop polisi
sambil masih mimpi siang hari)

Betsy gemerlapan bagai lampu-lampu Broadway.
Betsy terbang dengan indah.
Bau minyak wanginya menidurkan New York
Dan selalu sesudah itu
aku diselimutinya
dengan selimut katun
yang ditenunnya sendiri
Betsy, di mana engkau, Betsy.

- Di sini, bodoh!
Kau selalu tak mendengarkan aku, Ricky!
Kau selalu menciptakan kekusutan.
Sepatu tak pernah kauletakkan pada raknya.
Selalu kau pakai dasi yang kacau warnanya.
Berapa kali pula kau kuperingatkan
kalau tidur jangan mendengkur.
Itu barbar.
Dan Ricky!
Kau harus belajar makan sup yang lebih sopan!

(New York mengangkang.
Keras dan angkuh.
Semen dan baja.
Dingin dan teguh.
Adapun di tengah-tengah cahaya lampu gemerlapan
terdengar musik gelisah
yang tentu saja
tak berarti apa-apa)

Rick dari Corona telah di sini
Ya. Ya.
Betsy, engkau di mana?
- Ricky, sayang, aku di sini.
Ya. Ya.
+ Engkau hitam.
   Engkau bukan Betsy.
   Engkau macam Negro dari Harlem.
-  Pegang pinggulku
   Rasakan betapa lunak dan penuhnya.
   Namaku Betsy. Ya. Ya.
+ Gadisku selalu menjawab dengan sabar
   segala pertanyaanku yang bodoh dan sangsi.
-  Aku Betsy kerna aku Negro.
   Kerna aku Negro
   aku adalah tanggung jawabmu.
   Ya, namaku Betsy.
   Telah kuputuskan namaku Betsy
+ Apyun. Apyun.
   Aku hasratkan pengalaman mistis.
   Aku ingin melukis tubuhmu telanjang.
   sambil kuhisap mariyuana.
-  Ricky, sayang, engkau akan kuninabobokan.
   Dan bagai bayi akan kau puja tetekku.
+ Dari Queens. Dari Brooklyn. Dan dari Manhattan….
-  Ricky, sayang, garudaku sayang.
+ Sebab irama combo, sebab buaian saxophone…
-  Pejamkan matamu.
   Dan bagaikan banyo
   mainkanlah aku

(Di Harlem, Manhattan, New York
di mana orang tinggal penuh sesak
di mana udara bau air kencing dan sampah
di musim panas dengan udara sembilan puluh lima drajat
para Negro menari watusi di tepi jalan
dan pada drajat ke seratus dua
terjadi perkelahian antara mereka).

Hallo. Hallo.
Di sini Rick dari Corona.
Dan Betsy juga di sini…
Hallo, Dokter.
Kami harus disuntik sekarang juga.
Kami kena rajasinga.


Sumber: Blues untuk Bonnie (1971)

Analisis Puisi:
Puisi "Rick dari Corona" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang menggambarkan kehidupan di New York City, menyelipkan kerumitan hubungan dan identitas di tengah kehidupan yang keras dan penuh kontradiksi.

Lokasi dan Konteks Urban: Puisi dibuka dengan gambaran Queenz Plaza dan stasiun trem bawah tanah, menciptakan latar belakang kota yang sibuk dan padat. New York City digambarkan sebagai tempat penuh kontras dan realitas yang kompleks.

Tulisan di Tembok sebagai Gambaran Realitas: Puisi mencatat tulisan di tembok sebagai elemen yang memberikan karakter pada lokasi. "Rick dari Corona" muncul sebagai karakter utama yang menghadapi realitas kompleks di kota.

Identitas dan Pencarian: Nama-nama seperti "Rick dari Corona" dan "Betsy" digunakan untuk menciptakan identitas karakter. Namun, di tengah kehidupan yang keras dan heterogen, identitas menjadi kabur dan terkadang kontradiktif.

Deskripsi Identitas Betsy: Betsy adalah tokoh yang menggambarkan keragaman identitas dan hubungan antarbudaya di New York. Dengan latar belakang etnis yang beragam, Betsy menjadi representasi keberagaman yang ada di kota tersebut.

Konflik Identitas dan Realitas: Terdapat konflik antara identitas yang diinginkan dan realitas yang ada. Penggunaan bahasa dan stereotip etnis menggambarkan kontradiksi yang muncul dalam percabangan identitas di tengah masyarakat yang heterogen.

Lirik dan Imaji yang Kuat: Penggunaan imaji dan lirik yang kuat, seperti "Betsy gemerlapan bagai lampu-lampu Broadway," menciptakan gambaran visual dan emosional yang kaya. Ini menambahkan dimensi keindahan dan ketidakpastian ke dalam puisi.

Realitas Kehidupan Urban: Puisi menggambarkan kehidupan urban yang keras, dengan konflik antara keindahan dan kekerasan, serta kekayaan dan kemiskinan. Ini menciptakan citra kota sebagai tempat yang penuh dengan kontradiksi dan kehidupan yang keras.

Penutup yang Mengejutkan: Puisi ditutup dengan kejutan ketika Rick dari Corona dan Betsy menyadari bahwa mereka harus disuntik karena terkena rajasinga. Ini menambahkan elemen tragis dan menyedihkan pada akhir cerita, memberikan kontras dengan atmosfer sebelumnya.

Puisi "Rick dari Corona" adalah sebuah karya yang kompleks, menciptakan gambaran New York City yang memikat dan membingungkan. W.S. Rendra menggunakan kekayaan bahasa dan imaji untuk merangkai kisah yang menggambarkan kehidupan urban, kompleksitas identitas, dan realitas yang penuh kontradiksi.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Rick dari Corona
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.