Puisi: Kepada Jakarta (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Kepada Jakarta" karya Ajip Rosidi menggambarkan berbagai aspek kota Jakarta, baik yang mengagumkan maupun yang mencemaskan, serta ...
Kepada Jakarta

Kukutuk kau dalam debu keringat kota
Karena di balik keharuan paling dalam
Mengintip malaria

Kucinta kau kala senja
Mentari mengubur sinar menyirat bukit-bukit atap
Menari di kening-kening rumah, membelai perut sungai
Lalu lintas bergegas, kelip lampu beca
Semua makin pudar, semua jadi samar
Lahir kembali dalam kecerlangan malam
Mengambang mobil-mobil hitam di aspal hitam

Kucinta kau dalam ketelanjangan malam
Penuh warna dalam keriahan gemilang
Sibuk dalam kelengangan arah
Menjauhi sudut jiwa paling sepi
Menyaruk-nyaruk jalan menyusur kali
Becermin di permukaan air kemilau
Bulan rendah seolah terjangkau

Kucinta kau kalau dinihari
Redam batuk memecah sunyi
Dan nyanyian tukang beca
Mengadukan nasib pada langit
Dan bintang yang tak mau ngerti

Kucinta Jakarta
Karena kau kota kelahiran kedua

1955

Sumber: Surat Cinta Enday Rasidin (1960)

Analisis Puisi:
Puisi "Kepada Jakarta" karya Ajip Rosidi adalah sebuah ekspresi cinta dan perasaan campur aduk terhadap kota Jakarta, yang merupakan tempat kelahiran penyair ini. Puisi ini menggambarkan berbagai aspek kota Jakarta, baik yang mengagumkan maupun yang mencemaskan, serta menggambarkan perasaan yang rumit terhadap kota tersebut.

Dualitas Kota: Puisi ini mencerminkan dualitas kota Jakarta. Penyair menyatakan rasa cintanya terhadap kota ini sambil mencela dan mengutuk masalah-masalah yang ada di dalamnya. Ini menciptakan gambaran kota yang kompleks, dengan keindahan dan masalah yang tak terhindarkan.

Personifikasi: Puisi ini memberikan karakteristik manusia pada kota Jakarta. Misalnya, menyatakan bahwa Jakarta "mengintip malaria" adalah personifikasi yang kuat. Ini mungkin mencerminkan ketidakpastian dan bahaya yang bisa ditemui di kota ini.

Deskripsi Visual yang Kuat: Penyair menggunakan deskripsi yang sangat visual untuk menggambarkan berbagai saat di Jakarta, mulai dari senja hingga malam. Ini membantu pembaca untuk merasakan suasana kota dan melihatnya melalui mata penyair.

Pencarian Ketenangan: Puisi ini mencerminkan pencarian penyair untuk ketenangan dan makna di tengah kebisingan dan kekacauan kota. Hal ini tercermin dalam deskripsi tentang dinihari yang meredam batuk dan suara tukang beca yang mengadukan nasib pada langit.

Cinta dan Pertautan Emosional: Walaupun puisi ini mengutuk dan mengkritik beberapa aspek kota, cinta terhadap Jakarta tetap kuat dalam tulisannya. Ini mencerminkan pertautan emosional yang dalam antara penyair dan kota kelahirannya.

Identitas dan Kepulangan: Penyair menyebut Jakarta sebagai "kota kelahiran kedua," yang mungkin merujuk pada identitas pribadi dan ikatan yang kuat dengan kota ini. Ini menciptakan perasaan kepulangan dan rasa memiliki yang dalam terhadap Jakarta.

Puisi "Kepada Jakarta" adalah sebuah penggambaran kompleks tentang kota Jakarta dan perasaan seorang penyair terhadap tempat kelahirannya. Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang kota tersebut dan mencerminkan hubungan emosional yang mendalam antara penyair dan Jakarta, yang tak lepas dari rasa cinta dan keprihatinan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Kepada Jakarta
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.