Puisi: Penyair yang Ditumbangkan (Karya Kurniawan Junaedhie)
Puisi: Penyair yang Ditumbangkan
Karya: Kurniawan Junaedhie
Penyair yang Ditumbangkan
Ayah sudah menjadi penyair 30 tahun. Menjadi seseorang dalam waktu lama Ayah pun menjadi diktator seperti Firaun. Bukan hanya kepada kami anak-anaknya; bahkan terhadap kata-kata ayah juga bertindak kejam dan lalim. Ia selalu menggertak setiap ada kata yang punya pendapat berbeda. Kata-kata yang dibentak itu biasanya terdiam, ciut dan sungguh-sungguh takut beneran. ”Mirip kakak,” kata Adik menuding jidatku.
Selama menjadi penyair puluhan tahun itu, ayah sangat lihai membangun kroni bersama kata-kata kesayangannya. Mereka digunakan untuk melawan kata-kata yang dianggapnya membangkang. Tapi sepandai-pandai penyair, akhirnya kekuasaan Ayah tumbang juga.
Suatu hari, sejumlah kata berkomplot untuk menggulingkan Ayah. Diam-diam mereka menyelinap ke kamar kerja ayah, menculik dan memaksanya menyerahkan kekuasaannya. Sejak itu Ayah tak lagi menjadi penyair. Sementara kata-kata terus menuliskan sajak-sajak baru, ia sibuk minum kopi dari satu kafe ke kafe lainnya.
2011
Sumber: Sepasang Bibir di Dalam Cangkir (2011)
Puisi: Penyair yang Ditumbangkan
Karya: Kurniawan Junaedhie
Biodata Kurniawan Junaedhie:
- Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.