Puisi: Elegi Indramayu (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Elegi Indramayu" menawarkan refleksi yang dalam tentang kehidupan, cinta, dan tanggung jawab dalam konteks budaya Jawa. Melalui narasi dua ...
Elegi Indramayu

Dalam elegi tembangnya
pernah dibawa merantau bocah lanang nama Badri
luluh dalam satu sajak di Aula Rendra
pada satu hangat bulan Februari
ketika hidup jadi satu kesimpulan
bukan sepiring nasi putih
Elegi Indramayu kembali hadir pagi ini
dibawa merantau lelaki muda nama Tarwadi
sayang hasratnya hitam
walau demi cinta istri
dan mulut-mulut empat bocah
sementara umur belum lewat dua puluh lima
tentu lantaran kawin muda karena
cinta kelewat membawa
dan iman tak sekukuh menara
Indramayu citra perjuangan hidup
lewat keringat bocah Badri
pagi ini dirusak Tarwadi
sesalilah, tangisilah
jauhkan hasrat hitam dari perjalanan panjang
sementara anak-anak butuh kesetiaan
sementara Indramayu tak pernah memberi hukuman
anginnya masih semilirkan tetembangan.

Jakarta, November 1990

Analisis Puisi:

Puisi "Elegi Indramayu" karya Diah Hadaning merupakan sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, keputusan, dan komitmen dalam konteks budaya dan tradisi Jawa.

Gaya Elegi: Puisi ini mengadopsi gaya elegi, sebuah bentuk sastra yang sering kali digunakan untuk meratapi atau merenungkan kehilangan, kegagalan, atau peristiwa tragis. Dalam konteks "Elegi Indramayu", elegi digunakan untuk merenungkan perubahan dalam kehidupan para karakter di Indramayu.

Pergulatan Hidup: Puisi ini memperlihatkan pergulatan hidup dua karakter, Badri dan Tarwadi, yang merepresentasikan perjalanan hidup yang berbeda. Badri mewakili perjuangan hidup yang keras dan pencapaian, sedangkan Tarwadi menghadapi konflik internal terkait cinta, tanggung jawab, dan iman.

Konflik dan Keputusan: Tarwadi, meskipun memiliki hasrat yang gelap, harus berjuang dengan konsekuensi dari keputusan-keputusan yang diambilnya, terutama terkait cinta dan tanggung jawab keluarga. Puisi ini menyiratkan bahwa keputusan yang diambilnya tidak selalu mudah, dan konsekuensinya dapat melibatkan penderitaan dan penyesalan.

Budaya dan Tradisi Jawa: Puisi ini mencerminkan budaya dan tradisi Jawa, terutama dalam konteks pernikahan dan tanggung jawab keluarga. Kawin muda dan beban tanggung jawab terhadap keluarga menjadi tema yang mendasari puisi ini, menggambarkan kompleksitas nilai-nilai budaya dan tradisi dalam kehidupan sehari-hari.

Kesetiaan dan Tanggung Jawab: Puisi ini menggarisbawahi pentingnya kesetiaan dan tanggung jawab dalam hubungan dan kehidupan keluarga. Meskipun Tarwadi menghadapi keputusan yang sulit, puisi ini menekankan bahwa anak-anak membutuhkan kesetiaan dan kestabilan dalam kehidupan mereka.

Gambaran Indramayu: Indramayu digambarkan sebagai latar yang kuat dalam puisi ini, dengan kehidupan sehari-hari dan kearifan lokalnya. Meskipun menghadapi perubahan dan konflik, angin Indramayu masih membawa tetesan kenangan dan semangat kehidupan.

Puisi "Elegi Indramayu" menawarkan refleksi yang dalam tentang kehidupan, cinta, dan tanggung jawab dalam konteks budaya Jawa. Melalui narasi dua karakter yang berbeda, puisi ini menggambarkan kompleksitas keputusan dan konsekuensi yang terjadi dalam hidup. Dengan sentuhan elegi yang kuat, puisi ini membangkitkan emosi dan pemikiran yang mendalam tentang perjalanan hidup dan nilai-nilai yang dijunjung dalam masyarakat Jawa.

"Puisi: Elegi Indramayu (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Elegi Indramayu
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.