Sumber: Tamparlah Mukaku (1982)
Analisis Puisi:
Puisi "Aku Mencintai-Mu, Kekasih" karya Acep Zamzam Noor adalah ungkapan perasaan yang mendalam tentang cinta, kehilangan, ketidakpastian, dan rasa takut. Dalam puisi ini, penyair dengan lugas menyampaikan kerinduannya kepada sang Kekasih dan ketidakmampuannya untuk menjalani kehidupan tanpanya.
Pemaknaan Cinta dan Kekasih: Puisi dibuka dengan deklarasi cinta yang kuat, "Aku mencintai-Mu." Kata-kata ini menciptakan atmosfer keromantisan dan mengungkapkan ketergantungan emosional terhadap sosok Kekasih.
Permohonan untuk Tidak Pergi: Puisi berlanjut dengan permohonan agar Kekasih tidak pergi. Pengulangan kata-kata "Jangan pergi" menunjukkan ketakutan dan keputusasaan penyair terhadap kehilangan sosok yang dicintainya.
Ketakutan dan Keterbatasan: Ungkapan "Jangan perjelas sepi, tak sanggup lagi aku" mencerminkan ketakutan dan keterbatasan penyair dalam menghadapi kesendirian. Penyair merasa tak berdaya tanpa kehadiran Kekasih.
Rasa Bingung dan Kehilangan Arah: Penyampaian rasa bingung dan kehilangan arah terlihat pada ungkapan "aku tak bisa berbuat apa-apa" dan "tak bisa berkata-kata." Ini menciptakan gambaran akan kebingungan dan kehampaan penyair dalam menjalani kehidupan tanpa panduan Kekasih.
Rasa Takut dan Kengerian Terhadap Kesendirian: Ungkapan "Aku takut, takut melihat ke depan, takut menoleh ke belakang, takut diam" menggambarkan rasa takut dan kengerian penyair terhadap kesendirian dan kehilangan.
Permohonan untuk Dibimbing: Penyair memohon agar Kekasih "tamparlah mukaku" dan "lemparkan aku ke sebuah tempat" yang menunjukkan rasa kebingungan penyair untuk menemukan arah hidupnya tanpa kehadiran Kekasih.
Pertanyaan tentang Tempat dan Arah: Pertanyaan "Dimana seharusnya aku mesti Kaududukkan" dan "Dimana seharusnya aku mesti berdiri" mencerminkan ketidakpastian dan kebingungan penyair mengenai tempat dan peran dalam kehidupan.
Ketidakmampuan Menemukan Rumah: Ungkapan "bagaimana mungkin aku sampai ke sebuah Rumah tanpa Kau yang menunjukkannya" menggambarkan ketidakmampuan penyair untuk menemukan tujuan dan kedamaian tanpa bimbingan Kekasih.
Puisi "Aku Mencintai-Mu, Kekasih" menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dan ketidakmampuan penyair untuk menjalani hidup tanpa kehadiran sang Kekasih. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun bermakna, Acep Zamzam Noor berhasil menciptakan suatu karya yang menyentuh dan menggugah emosi pembaca. Puisi ini menciptakan atmosfer rasa takut, kebingungan, dan kehilangan yang universal, memungkinkan pembaca untuk merenungkan makna cinta dan kehadiran orang yang dicintai dalam kehidupan mereka.
Biodata Acep Zamzam Noor:
- Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
- Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.