Puisi: Sajak Gadis dan Majikan (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Sajak Gadis dan Majikan" karya W.S. Rendra tidak hanya menggambarkan satu kisah individu, tetapi juga mencerminkan ketidakadilan sistemik ...
Sajak Gadis dan Majikan

Janganlah tuan seenaknya memelukku.
Ke mana arahnya, sudah cukup aku tahu.
Aku bukan ahli ilmu menduga,
tetapi jelas sudah kutahu
pelukan ini apa artinya…..
Siallah pendidikan yang aku terima.
Diajar aku berhitung, mengetik, bahasa asing,
kerapian, dan tatacara,
Tetapi lupa diajarkan:
bila dipeluk majikan dari belakang,
lalu sikapku bagaimana!

Janganlah tuan seenaknya memelukku.
Sedangkan pacarku tak berani selangsung itu.
Apakah tujuan tuan, sudah cukup aku tahu,
Ketika tuan siku teteku,
sudah kutahu apa artinya……

Mereka ajarkan aku membenci dosa
tetapi lupa mereka ajarkan
bagaimana mencari kerja.
Mereka ajarkan aku gaya hidup
yang peralatannya tidak berasal dari lingkungan.
Diajarkan aku membutuhkan
peralatan yang dihasilkan majikan,
dan dikuasai para majikan.
Alat-alat rias, mesin pendingin,
vitamin sintetis, tonikum,
segala macam soda, dan ijazah sekolah.
Pendidikan membuatku terikat
pada pasar mereka, pada modal mereka.

Dan kini, setelah aku dewasa.
Kemana lagi aku ‘kan lari,
bila tidak ke dunia majikan ?

Janganlah tuan seenaknya memelukku.
Aku bukan cendekiawan
tetapi aku cukup tahu
semua kerja di mejaku
akan ke sana arahnya.
Jangan tuan, jangan !
Jangan seenaknya memelukku.
Ah, Wah .
Uang yang tuan selipkan ke behaku
adalah ijazah pendidikanku
Ah, Ya.
Begitulah.
Dengan yakin tuan memelukku.
Perut tuan yang buncit
menekan perutku.
Mulut tuan yang buruk
mencium mulutku.
Sebagai suatu kewajaran
semuanya tuan lakukan.
Seluruh anggota masyarakat membantu tuan.
Mereka pegang kedua kakiku.
Mereka tarik pahaku mengangkang.
Sementara tuan naik ke atas tubuhku.

Yogya, 10 Juli 1975

Sumber: Potret Pembangunan dalam Puisi (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Gadis dan Majikan" karya W.S. Rendra adalah sebuah kritik sosial yang menggambarkan ketidakadilan dan ketidakberdayaan seorang gadis dihadapkan pada hubungan yang tidak seimbang dengan majikannya.

Penindasan Struktural: Puisi ini menyoroti penindasan struktural yang terjadi dalam hubungan antara majikan dan pembantunya. Gadis dalam puisi ini mengungkapkan ketidakmampuannya untuk menolak perlakuan tidak pantas dari majikannya, yang diwakili oleh pelukan yang merendahkan dan mempermalukannya.

Ketidaksetaraan Gender: Melalui gambaran gadis dan majikan, puisi ini menggambarkan ketidaksetaraan gender yang masih merajalela dalam masyarakat. Gadis tersebut merasa tidak memiliki kekuatan atau pilihan untuk menentang perlakuan tidak senonoh yang diterimanya dari majikan, yang mungkin mengeksploitasi posisinya yang lebih tinggi secara sosial dan ekonomi.

Kritik terhadap Pendidikan: Puisi ini juga menyuarakan kritik terhadap sistem pendidikan yang tidak mempersiapkan individu untuk menghadapi situasi kehidupan nyata. Gadis dalam puisi ini mengungkapkan kekecewaannya karena tidak diajarkan bagaimana menavigasi hubungan dengan majikan dan menolak perlakuan yang tidak pantas.

Ketergantungan Ekonomi: Puisi ini menyoroti ketergantungan ekonomi yang memaksa gadis tersebut untuk tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat dengan majikannya. Ia merasa terikat pada majikan karena kebutuhan ekonomi dan keterbatasan pilihan pekerjaan yang tersedia baginya.

Penderitaan dan Ketidakberdayaan: Melalui kata-kata yang kuat dan deskripsi yang menggugah, puisi ini menggambarkan penderitaan dan ketidakberdayaan gadis tersebut. Ia merasa terjebak dalam lingkaran ketidakadilan sosial dan ekonomi yang sulit untuk ditembus.

Dengan demikian, puisi "Sajak Gadis dan Majikan" karya W.S. Rendra tidak hanya menggambarkan satu kisah individu, tetapi juga mencerminkan ketidakadilan sistemik yang ada dalam masyarakat dan sistem yang tidak merata.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Sajak Gadis dan Majikan
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.