Analisis Puisi:
Puisi "Hanggar 17" karya Taufiq Ismail merangkum pengalaman kehidupan di atas kapal dengan memberikan gambaran yang kaya akan detail dan imaji.
Setting Kapal Malam Hari: Puisi ini membawa pembaca ke hanggar kapal di malam hari. Dengan menggambarkan suasana malam yang "seng seng," Taufiq menciptakan latar yang penuh nuansa misteri dan ketenangan.
Personifikasi Gudang dan Cahaya Bulan: "Gudang menyanyikan cahaya bulan" menciptakan personifikasi, memberikan kesan bahwa gudang memiliki kehidupan dan suara. Hal ini memberikan nuansa mistis dan magis pada suasana malam di kapal.
Gambaran Pelampung dan Dek Kapal: Dalam baris "penumpang bersesak di dek dikemahi tenda kasar pelampung," Taufiq memberikan gambaran tentang aktivitas penumpang di atas kapal, menunjukkan kepadatan dan keramaian yang mungkin terjadi.
Deskripsi Kamar Kapitan dan Pelaut: "Kamar kapitan disiur temali tiang haluan" menciptakan citra kegiatan rutin di kapal, memberikan gambaran tentang kesibukan dan kerja keras para pelaut di atas kapal.
Tanjung Cina dan Kota Jakarta: "Lupa mabuk tanjung cina di palka" membawa elemen lokal, menyoroti hubungan antara kapal dan tempat-tempat tertentu di Jakarta. Tanjung Cina disebutkan sebagai referensi geografis yang memberikan kedalaman tempat dalam puisi.
Citra Kapal Beracungan dan Warna Kelabu: "Lautnya bernafas berat dan alim" dan "kelabu warna tanjung" menciptakan citra kapal yang hidup dan memiliki karakter. Warna kelabu memberikan nuansa monoton dan serius pada kapal, mencerminkan suasana dan pekerjaan yang keras.
Kesibukan dan Kebisingan: Deskripsi kebisingan dan kesibukan di kapal memberikan kesan realisme. Dentang-dentang kamar mandi, centeng-perenang, dan suara-suara yang berasal dari berbagai kegiatan menciptakan gambaran hidup sehari-hari di atas kapal.
Deru Mesin Uap: Deru mesin uap yang "menderu berat" memberikan elemen dinamis dan kekuatan pada kapal. Mesin uap menjadi simbol kekuatan dan mobilitas kapal.
Riuh Laga di Kota Jakarta: Puisi berakhir dengan menggambarkan kapal yang "mengantar penumpang ke riuh laga di kota Jakarta," memberikan pandangan kehidupan yang dinamis dan sibuk di pelabuhan ibukota.
Puisi "Hanggar 17" karya Taufiq Ismail adalah sebuah puisi yang membawa pembaca ke dunia kapal dengan gambaran yang hidup dan kaya akan detail. Melalui imaji yang kuat, puisi ini berhasil menciptakan suasana malam yang penuh dengan kehidupan dan aktivitas di atas kapal.
Karya: Taufiq Ismail
Biodata Taufiq Ismail:
- Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
- Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.