Puisi: Hanggar 17 (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Hanggar 17" karya Taufiq Ismail membawa pembaca ke dunia kapal dengan gambaran yang hidup dan kaya akan detail. Melalui imaji yang kuat, ....
Hanggar 17


Di malam seng seng gudang menyanyikan cahaya bulan sebulatnya hati rindu yang terkapar penumpang bersesak di dek dikemahi tenda kasar pelampung dibasuh alun mengkaca bintang dan bulan

Kamar kapitan disiur temali tiang haluan orang-orang ramai berkemas lupa mabuk tanjung cina di palka bunda cenung memangku ananda tidur diriba mengimpi disusul bapa kota Jakarta

Buritan berterali besi kesat diuapi garam buyung dan gadis berceloteh gelak asing mengempas anak-anak heboh berbenah cucu asing pula nakalnya di luar langit dan laut, kapal terjangkar disapu warna kelabu

Kapal ini dari logam tua angguknya dalam satu-satu kelabu warna tanjung, hitam kapal beracungan tiang-tiang lautnya bernafas berat dan alim, laut teluk jakarta begini cinta kelabu warna kuala diperaki bulan dan kerdip bintang mengkilat kelabu tanjung periuk sosok hitam kapal terjangkar Di geladak semakin ribut pasasir semakin cerewet dentang-dentang kamar mandi, centeng-perenang barang pamili maki dan carut, bahak dan celoteh kakek bertudung handuk, dara bergaun malam mendenyut di kelenjar tubuh pukau merapat ke pelabuhan pukau daratan mengental ke dentang-dentang di jantung

Mesin uap menderu berat air bersibak ke hanggar tujuh belas masing penumpang dengan jantungnya sendiri, naik merapat langit tanjung periuk panas oplet deru mendebu mengantar pasasir ke riuh laga di kota jakarta.

Sumber: Kisah (Desember, 1955)

Analisis Puisi:
Puisi "Hanggar 17" karya Taufiq Ismail merangkum pengalaman kehidupan di atas kapal dengan memberikan gambaran yang kaya akan detail dan imaji.

Setting Kapal Malam Hari: Puisi ini membawa pembaca ke hanggar kapal di malam hari. Dengan menggambarkan suasana malam yang "seng seng," Taufiq menciptakan latar yang penuh nuansa misteri dan ketenangan.

Personifikasi Gudang dan Cahaya Bulan: "Gudang menyanyikan cahaya bulan" menciptakan personifikasi, memberikan kesan bahwa gudang memiliki kehidupan dan suara. Hal ini memberikan nuansa mistis dan magis pada suasana malam di kapal.

Gambaran Pelampung dan Dek Kapal: Dalam baris "penumpang bersesak di dek dikemahi tenda kasar pelampung," Taufiq memberikan gambaran tentang aktivitas penumpang di atas kapal, menunjukkan kepadatan dan keramaian yang mungkin terjadi.

Deskripsi Kamar Kapitan dan Pelaut: "Kamar kapitan disiur temali tiang haluan" menciptakan citra kegiatan rutin di kapal, memberikan gambaran tentang kesibukan dan kerja keras para pelaut di atas kapal.

Tanjung Cina dan Kota Jakarta: "Lupa mabuk tanjung cina di palka" membawa elemen lokal, menyoroti hubungan antara kapal dan tempat-tempat tertentu di Jakarta. Tanjung Cina disebutkan sebagai referensi geografis yang memberikan kedalaman tempat dalam puisi.

Citra Kapal Beracungan dan Warna Kelabu: "Lautnya bernafas berat dan alim" dan "kelabu warna tanjung" menciptakan citra kapal yang hidup dan memiliki karakter. Warna kelabu memberikan nuansa monoton dan serius pada kapal, mencerminkan suasana dan pekerjaan yang keras.

Kesibukan dan Kebisingan: Deskripsi kebisingan dan kesibukan di kapal memberikan kesan realisme. Dentang-dentang kamar mandi, centeng-perenang, dan suara-suara yang berasal dari berbagai kegiatan menciptakan gambaran hidup sehari-hari di atas kapal.

Deru Mesin Uap: Deru mesin uap yang "menderu berat" memberikan elemen dinamis dan kekuatan pada kapal. Mesin uap menjadi simbol kekuatan dan mobilitas kapal.

Riuh Laga di Kota Jakarta: Puisi berakhir dengan menggambarkan kapal yang "mengantar penumpang ke riuh laga di kota Jakarta," memberikan pandangan kehidupan yang dinamis dan sibuk di pelabuhan ibukota.

Puisi "Hanggar 17" karya Taufiq Ismail adalah sebuah puisi yang membawa pembaca ke dunia kapal dengan gambaran yang hidup dan kaya akan detail. Melalui imaji yang kuat, puisi ini berhasil menciptakan suasana malam yang penuh dengan kehidupan dan aktivitas di atas kapal.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Hanggar 17
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.