Puisi: Epilog Pengasingan (Karya Raedu Basha)

Puisi "Epilog Pengasingan" karya Raedu Basha menggunakan gambaran kekerasan emosional, keresahan, kesunyian, dan penyesalan, ...
Epilog Pengasingan

Hitung saja jika mampu kau hitung
untaian degub dari dingin keringat malamku
yang berderatan dari setiap dera kereta pengasingan
pongah yang tak pernah berkesudah
dan kau hanya bersiul-siul seperti meminta 
kehangatan
pada api pada kayu pada nyanyian diam
yang meledak di belakang tungku peristiwa.

Hitung saja jika kau ingin melenyapkan
setiap keresahan datang dalam musim hujan di dada
hitung saja jika kau ingin menghapus kepenatan 
gerimis
yang hilang di retap jantung
kemarau kini memanjang
mengeringkan rongga mulut khatulistiwa
panas sisa perang meluncur ke lelubang permukaan 
saraf
lalu nerobos berubah menjadi api dalam bensin atau 
arang dalam gelap
kau temui matahari galau rembulan silau
cuaca serisau kehampaan yang lekat dalam 
kesunyian
saat pria dan wanita tampak begitu jantan di jalanan
beradu domba kembang dengan binatang
mereka inginkan kelamin yang sama pada penguasa
lalu di tepi sepi kau takkan menemuiku lagi
sebab aku telah pergi aku telah terasing di suatu 
negeri
maafkan aku larikan diri
rindu telah purba
dan siasat membusuk dalam sandiwara.

Analisis Puisi:

Puisi "Epilog Pengasingan" karya Raedu Basha adalah ungkapan yang mendalam tentang pengalaman pengasingan dan kehilangan.

Gambaran Kekerasan Emosional: Puisi ini menggambarkan penderitaan dan kesedihan yang dalam yang dialami oleh narator sebagai akibat dari pengasingan. Kata-kata seperti "dingin keringat malamku" dan "dera kereta pengasingan" menciptakan gambaran kekerasan emosional yang dialami oleh narator.

Tema Kehilangan dan Keresahan: Puisi ini menyoroti tema kehilangan dan keresahan yang dirasakan oleh narator selama masa pengasingannya. Dia merasa kehilangan akan kehangatan dan kepenatan yang hilang dalam musim hujan dan kemarau yang panjang.

Gambaran Kesunyian dan Kesepian: Puisi ini juga mengeksplorasi gambaran kesunyian dan kesepian yang dirasakan oleh narator. Dia merasa terasing dan sendirian di negeri asing, tanpa kemungkinan bertemu dengan siapapun lagi. Hal ini tercermin dalam penggambaran tentang "tepi sepi" dan "cuaca serisau kehampaan."

Permainan Kata dan Imajinasi: Penyair menggunakan permainan kata dan imajinasi untuk menyampaikan perasaan yang mendalam tentang pengasingan dan kehilangan. Kata-kata seperti "api dalam bensin" dan "arang dalam gelap" menciptakan gambaran yang kuat tentang kekerasan dan kehampaan yang dirasakan oleh narator.

Puncak Kesedihan dan Penyesalan: Puisi ini mencapai puncaknya dengan ungkapan penyesalan dan kesedihan narator atas pengasingannya. Dia meminta maaf atas tindakannya yang melarikan diri dan merasa bahwa rindu telah menjadi bagian dari masa lalu yang tidak dapat diubah.

Puisi "Epilog Pengasingan" karya Raedu Basha adalah sebuah puisi yang mendalam dan menggugah perasaan tentang pengalaman pengasingan dan kehilangan. Dengan menggunakan gambaran kekerasan emosional, keresahan, kesunyian, dan penyesalan, puisi ini menghadirkan pengalaman emosional yang mendalam bagi pembaca.

Puisi: Epilog Pengasingan
Puisi: Epilog Pengasingan
Karya: Raedu Basha
© Sepenuhnya. All rights reserved.