Puisi: Politisi Itu Adalah (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Politisi Itu Adalah" karya W.S. Rendra menggambarkan perilaku para politisi, retorika mereka, serta realitas politik yang kerap ....
Politisi Itu Adalah

Para politisi berpakaian rapi.
Mereka turun dari mobil
langsung tersenyum
atau melambaikan tangan.
Di muka kamera televisi
mereka mengatakan
bahwa pada umumnya keadaan baik,
kecuali adanya unsur-unsur gelap
yang direkayasa oleh lawan mereka.
Dan mereka juga mengatakan
bahwa mereka akan memimpin bangsa
ke arah persatuan dan kemajuan.

"Kuman di seberang lautan tampak.
Gajah di pelupuk mata tak tampak."
Itu kata rakyat jelata.
Tapi para politisi berkata:
"Kuman di seberang lautan harus tampak,
Gajah di pelupuk mata ditembak saja,
sebab ia mengganggu pemandangan."

Ada orang memakai topi.
Ada orang memakai peci.
Ada yang memakai dasi.
Ada pula yang berbedak dan bergincu.
Kalau sedang berkaca
menikmati diri sendiri
para politisi suka memakai semuanya itu.

Semua politisi mencintai rakyat.
Di hari libur mereka pergi ke Amerika
dan mereka berkata
bahwa mereka adalah penyambung lidah rakyat.
Kadang-kadang mereka anti demokrasi.
Kadang-kadang mereka menggerakkan demonstrasi.
Dan kalau ada demonstran yang mati ditembaki,
mereka berkata: itulah pengorbanan
yang lumrah terjadi di setiap perjuangan.
Lalu ia mengirim karangan bunga
dan mengucapkan pernyataan dukacita.

Para politisi suka hari cerah,
suka khalayak ramai,
dan bendera-bendera.
Lalu mereka akan berkata:
"Kaum oposisi harus bersatu
menggalang kekuatan demi perjuangan.
Dan sayalah yang memimpin kalian."

Ada orang suka nasi.
Ada orang suka roti.
Tapi politisi akan makan apa saja
asal sambil makan ia duduk di singgasana.

Memang tanpa mereka
tak akan ada negara
Jadi terpaksa ada Hitler,
Netanyahu, Amangkurat II,
Stalin, Marcos, dan sebagainya.
Yah, kalau melihat Indonesia dewasa ini,
para mahasiswa dibunuh mati,
dan lalu
politisi hanya tahu kekuasaan tanpa diplomasi,
sedang massa tanpa daulat pribadi,
maka politik menjadi martabak atau lumpia.

Lalu ada politisi berkata kepada saya:
"Mas Willy, sajakmu seperti prosa.
Tidak mengandung harapan,
tidak mengandung misteri.
Cobalah mengarang tentang pemandangan alam
dan misteri embun di atas kelopak melati."

Sampai di sini
puisi ini saya sudahi.

Cipayung Jaya, 19 November 1998

Sumber: Doa untuk Anak Cucu (2016)

Analisis Puisi:
Puisi "Politisi Itu Adalah" karya W.S. Rendra adalah kritik sosial tajam terhadap politisi dan dunia politik. Dalam puisi ini, penyair dengan penuh kritikalitas dan ironi menggambarkan perilaku para politisi, retorika mereka, serta realitas politik yang kerap penuh dengan kepentingan dan kepalsuan.

Kritik Terhadap Politisi: Puisi ini dengan tajam mengkritik perilaku para politisi. Mereka digambarkan sebagai individu yang selalu berusaha mempertahankan citra positif di depan publik, meskipun seringkali realitasnya sangat berbeda. Pakaian rapi, senyum, dan retorika politik mereka dipersiflagekan sebagai taktik untuk memperdaya rakyat.

Kritik Terhadap Kepalsuan: Puisi ini mencerminkan kepalsuan dalam dunia politik. Politisi digambarkan sebagai individu yang memainkan peran, menampilkan kebaikan, tetapi sebenarnya seringkali melakukan tindakan yang bertentangan dengan retorika mereka. Mereka berbicara tentang persatuan dan kemajuan, tetapi realitas politik seringkali diwarnai oleh kepentingan pribadi dan persaingan politik yang kotor.

Kritik Terhadap Tindakan Represif: Puisi ini menyentuh topik tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para demonstran atau oposisi. Politisi seringkali merespons tindakan represif dengan pernyataan belasungkawa yang kosong, tanpa tindakan nyata untuk mencegah atau menghentikan kekerasan tersebut.

Kontras dalam Puisi: Penyair menggunakan kontras dalam puisi ini untuk menyoroti perbedaan antara realitas politik dan narasi yang dibangun oleh politisi. Misalnya, kontras antara "kaum oposisi harus bersatu" dengan kenyataan bahwa politisi seringkali lebih peduli pada kekuasaan dan persaingan politik.

Humor dan Ironi: Puisi ini menggunakan humor dan ironi untuk menyampaikan pesannya. Penyair menggunakan gambaran seperti politisi yang suka makan sambil duduk di singgasana untuk menggambarkan kedekatan politisi dengan kekuasaan dan ketidaksensitifan mereka terhadap kebutuhan rakyat.

Pesan Sosial: Puisi ini mengandung pesan sosial yang kuat tentang pentingnya kritik terhadap pemerintah dan politisi. Penyair mengajak pembaca untuk lebih kritis terhadap tindakan dan retorika politik yang mungkin tidak selalu mencerminkan kebaikan atau kepentingan rakyat.

Gaya Penulisan: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas dalam puisi ini, membuatnya mudah dipahami oleh pembaca. Gaya penulisan yang langsung dan tanpa hiasan menciptakan efek kejutan dan kejujuran dalam penyampaian pesan.

Puisi "Politisi Itu Adalah" adalah contoh yang kuat dari bagaimana sastra dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kritis tentang politik dan masyarakat. Dengan menggunakan humor dan ironi, penyair mengajak pembaca untuk melihat melampaui retorika politik dan menggali lebih dalam ke dalam realitas politik yang kompleks dan seringkali problematik.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Politisi Itu Adalah
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.